Mohon tunggu...
Sayyidal Jamat
Sayyidal Jamat Mohon Tunggu... Guru - Guru Sakola Desa

Berani menulis untuk mengupayakan pertumbuhan pendidikan melalui Balai Sakola Desa 5.0 sebagai wahana edu-aksi semua elemen masyarakat kampungan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Histeria Nikita

1 April 2023   11:42 Diperbarui: 3 April 2023   06:26 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ciduut!.., kenapa main mobil-mobilannya pake barang-barang aku sih?" teriak Nikita. "Kan kata Bunda Niki barang-barang ini enggak kepake, kok." jawab Cidut tenang.

"Apa? Kepala kamu ijo, engga kepake! Ayo kembalikan ke tempatnya! Rapikan!" suruh Nikita kesal. "Huuu...wenak aja, orang aku udah capek-capek nyusun jalan kayak begini. Gak mau! Udah jelas engga dipake kok!" jawab Cidut tak mau kalah.

"Itu masih aku pake!.., Siapa lagi yang suruh kamu bikin jalan raya di sini?" Nikita semakin kesal. "Ga ada yang nyuruh, aku bikin sendiri, kok!" jawab Cidut lagi.

"Udah dibilangin ini semua masih kepake! kepake! heuh!" rutuk Nikita sambil berupaya mengambil koleksi sepatunya yang dijadikan mainan Cidut.

"Udah dibilangin semuanya engga dipake, kalau dipake kan pasti gak ada di sini. Itu kan kakak cuma pake sepatu yang itu, yang ini engga! Yey, maksa!" jawab Cidut tetap tak mau kalah sambil gesturnya mengarah pada sepasang sepatu yang baru saja Nikita lepas di rak sepatu.

"Sebodo, pokoknya masih mau aku pake!" tegas Nikita kembali sambil membereskan figura-figuranya yang sudah menjadi jalan raya bagi mobil-mobilan Cidut.

"Orang Bunda Niki juga bilang, kok. Kalau figura ini juga engga dipake, Kak Niki gak mungkin pake Figura, paling juga pake kerudung, itu pun kalau lagi insyaf." jelas Cidut sambil terus memainkan mobil-mobilannya di atas figura yang masih tersisa.

"Sini, beresin Gak!" bentak Nikita sambil berusaha merebut sepatu-sepatunya yang jadi mobil-mobilan dari Cidut. "Enggak mau!" Cidut tidak pernah kalah gesit. Maka terjadilah huru-hara kembali di rumah itu.

Nikita terus berupaya merebut sepatu-mobilan Cidut. Sedangkan Cidut pun terus berusaha menghindar, dia melompat berpindah-pindah tempat. Lari ke dapur, melompati meja makan, lari lagi ke ruang tengah dengan melompati sofa, ke buffet, ke ruang kerja ayah, ke rak piring dan akhirnya Cidut basah kuyup di kolam ikan halaman depan.

Cidut berbasah-kuyup ria bukan berarti dia dengan ikhlas menceburkan diri ke kolam ikan hias di depan rumah. Namun karena Nikita berhasil menangkapnya lalu melemparkannya ke kolam tersebut setelah mengambil mobil-mobilan yang menjadi biang masalah huru-hara dan sengketa berkepanjangan.

Untuk hari ini, tepatnya siang menjelang sore. Nikita telah berbusana rapi dengan kerudung hijau daun pisang, sepatu kets putih berplat hijau pula. Semakin terkesan enerjik dengan celana jeans warna hijau gelap yang dipadu-padan dengan atasan kuning menyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun