Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberagaman Aceh dalam Nilai Persatuan Modul Nusantara - Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Universitas Syiah Kuala

22 Oktober 2022   02:31 Diperbarui: 22 Oktober 2022   03:15 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akumulasi Sesi Tanya Jawab Bersama bapak Asnawi dan Bapak Aky 1. Bagaimana Aceh dapat tetap mempertahankan syari'atnya, budanya dan hukumnya di tengah-tengah globalisais seperti saat ini? Banda Aceh itu toleransi agama. Tapi sekarang di anggap intoleransi karena aturan yang dikeluarkan, tidak ada perlawanan tapi kurang nyaman. Walaupun Banda Aceh menjadi pembicaraan bagi Sebagian orang di luar, namun masyrakatnya tetapi biasa saja, karena hukumnya yang memang demikian. Sampai kapanpun kota Banda Aceh dianggap intoleransi bagi kaum kesetaraan gender karena ada hukum yang tidak di cabut yang mungkin meresahkan bagi mereka. Aceh juga akan tetap melakukan yang terbaik.

Selain itu di Aceh ada pepatah, yang kurang lebih maknanya agar Aceh tetap mempertahankan budayanya yakni di mulai dari hampir semua lini kehidupan. Semisal dari menikah, kemudian hamil dan melahirkan semua dengan upacara adat. 2. Bagaimana cara bapak Aky sebagai kaum minoritas yang ada di Aceh untuk tetap keep survive? Di sini di Aceh toleransi keagamaan satu sama lain. Barongsai semisal itu diadakan dan masyarakat menerima. Dan seperti juga di HAKKA saat melakukan aktivitas membagi makanan.

Mereka memberi makan masyarakat setempat dengan harga yang murah, tapi itu semua makanan halal. Biasanya yang di depan itu adalah yang muslim/Muslimah volunteer beragama Islam, agar tidak ada konotasi makanan tersebut haram, dan beliau tetap hidup dengan ragam toleransi. HAKKA sendiri membantu tidak hanya masyarakat Tionghoa, tapi seluruh Aceh bahkan sampai pernah membagikan 2000 paket untu bulan Ramadhan. 3. 

Terdapat konotasi bahwa masyarakat Aceh tidak suka dengan orang Jawa. Namun, adakah kemungkinan besar. Apakah ada kemugkinan orang jawa menikah dengan orang Aceh? Tentunya bisa. Dulu ada stigma masyarakat demikian karena ketika zaman dahulu, saat ada kaitannya dengan konteks konflik perang. Aceh itu perang 30 tahun dan tanpa disadari pemimpin dulu itu asalnya dari Jawa. Kemudia mengirim pasukan militer banyak dair Jawa sehingga masyarakat biasa agak sulit membedakan bahwa ada yang aparatur negara dan masyarakat Jawa biasa. Jadi mereka protes, karena yang Namanya opreasi militer banyak sekali kekejaman, "oh pelakunya Jawa". Tapi (tambahan dari Ibu Suraiya) suami beliau adalah orang Jawa, ibu Wahyu Eka Sari orang Jawa suaminya orang Aceh. 

Di Aceh ada juga adat istiadat pernikahan yang bernama pemeukleh (dipisahkan dari keluarga inti, dari dia menikah sampai keluar anak pertama, seharunya di Aceh juga keluarga baru itu tingga;l keluarga istri dan difasilitasi oleh keluarga istri) semisal mahar di Aceh itu 10 mayam = 3,3 gram = 30 juta rupiah. Bahkan Aceh banyak yang ditempat oleh orang Jawa. Terkait budaya sebenarnya tidak ada maslaah terkait hal ini. Bahkan kalau orang luar yang menikah perempuan Aceh, adatnya suaminya itu harus tinggal di tempat wanita selama setahun dan ditanggung oleh keluarga si wanita. 

Tapi kembali lagi untuk mahar, terkait lagi, karena Aceh terbagi dari beberapa daerah, dan setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda. Pada hari Sabtu, 24 September 2022 kami berkunjung ke PLTD Kapal Apung dan Museum Tsunami Aceh. PLTD Kapal Apung merupakan Kuasa Allah yang tidak di sangka-sangka ketika tsunami terjadi. Hal yang di luar akal sehat manusia. Kapal yang memiliki berat 1000 ton tersebut terdampar di daratan. 

Di bawah PLTD Kapal Apung terdapat rumah-rumah penduduk dan konon masih ada mayat dibawah kapal tersebut akibat hamparan air tsunami yang terseret. Karena kejadian 2004 silam sangat berdampak bagi kehidupan rumah Aceh. Kapal yang seharusnya berada di laut, akan tetapi pasca tsunami terdampar di daratan hingga saat ini menjadi sebuah kunjungan bagi masyarakat. Dulu mesin-mesinnya masih bisa berfungsi, akan tetapi sekarang sudah tidak. Inilah yang menjadi makna dari tsunami bahwa kesatuan masyarakat itu sangat penting. 

Selanjutnya di Museum Tsunami Aceh terdapat banyak sejarah yang mengilustrasikan bagaimana kejadian Aceh sewaktu tsunami seperti lorong yang menggambarkan kami di antar menuju sebuah ruangan secara bertahap di mana akan membawa para pengunjung pada suasana sebagaimana saat terjadnya tsunami pada 2004 silam pada saat tsunami air yang berwarna hitam pekat dan suara masyarakat yang berdzikir, kemudian ada juga sumur doa. 

Di dalamnya terdapat nama-nama yang syahid pada tsunami silam dan juga didalamnya terdapat lantunan ayat suci Al-Qur'an dan di tengah gua tepatnya di atas terdapat lafaz bertuliskan Allah, juga video ilustrasi tanda-tanda sebelum terjadinya tsunami dan sesudahnya seperti semut-semut keluar dari sarangnya, burung-burung beterbangan dan lain sebagainya. Terdapat juga bisokop private mini yang menjelaskan kejadian dan dampak kejadian tsunami Aceh Desember 2004 silam. 

Terdapat juga nama-nama negara beserta benderanya yang membantu Aceh pasca tsunami baik dari segilogistik, pembangunan rumah, psikologis anak dan masih banyak sejarah lainnya. Adapun refleksi dari Museum tsunami kami sebagai pemuda yang berkontribusi bagi bangsa diajarkan peka dan jeli terhadap isu-isu kemanusiaan, melatih bergotong-royong, mitigasi bencana, sejarah, etnis yang berbeda, agama, bangsa, akan tetapi persolaan kemanusiaan didahulukan tanpa melihat etnis maupun agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun