Mohon tunggu...
Sayidah Saidah
Sayidah Saidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

haloo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Solusi Praktis untuk Mengatasi Hambatan Komunikasi demi Hubungan yang Harmonis

3 Januari 2025   10:33 Diperbarui: 3 Januari 2025   10:44 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunikasi Interpersonal (pinterest)

Komunikasi interpersonal dapat didefinisikan sebagai proses bertukar informasi antara dua individu atau lebih secara langsung dan tatap muka, di mana pesan disampaikan oleh pengirim dan diterima serta ditanggapi oleh penerima secara langsung (Cangara, 2010). Menurut Hanani (2017), komunikasi interpersonal adalah interaksi antarindividu yang bertujuan untuk saling bertukar ide, pikiran, atau gagasan (Citra, et al., 2022).

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi interpersonal memiliki peranan penting dalam membangun dan mempertahankan hubungan di berbagai lingkungan, baik itu keluarga, pekerjaan, maupun pertemanan. Namun, proses ini sering kali mengalami hambatan yang mengganggu terciptanya hubungan yang harmonis.

Apa Aja Sih Faktor-Faktor yang Menghambat Komunikasi Interpersonal?

Agus (2019) menyatakan beberapa faktor yang dapat menghambat komunikasi interpersonal seebagai berikut:

1. Kredibilitas komunikasi rendah: Komunikator yang kurang berwibawa cenderung kehilangan perhatian dari komunikan, yang dapat mengurangi efektivitas penyampaian pesan.

2. Kurangnya pemahaman terhadap latar belakang sosial dan budaya: Mengabaikan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dapat menyebabkan kesalahan dalam penyampaian pesan, sementara menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang berlaku dapat membantu memperlancar komunikasi.

3. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik komunikan: Perbedaan dalam tingkat pendidikan, usia, atau jenis kelamin harus diperhatikan oleh komunikator untuk menghindari kesalahan penyampaian pesan.

4. Prasangka buruk: Sikap negatif terhadap pihak lain dapat menghalangi proses komunikasi, mendorong sikap apatis, dan menimbulkan penolakan.

5. Dominasi verbalitas: Komunikasi yang hanya menggunakan kata-kata tanpa bantuan visual atau gestur sering kali sulit dipahami dan dapat membosankan.

6. Komunikasi satu arah: Ketika hanya satu pihak yang berbicara tanpa memberi ruang untuk pihak lainnya, klarifikasi dan pemahaman bersama menjadi hilang.

7. Media yang tidak tepat: Pemilihan media komunikasi yang kurang sesuai dapat mengakibatkan pesan sulit dipahami.

8. Perbedaan bahasa: Ketidaksesuaian dalam memahami simbol atau istilah tertentu dapat menjadi penghambat komunikasi.

9. Perbedaan persepsi: Perbedaan latar belakang budaya sering kali menyebabkan interpretasi yang berbeda terhadap pesan yang disampaikan.

Merujuk kepada Eisenberg dalam Liliweri (2015) terdapat 4 jenis hambatan dalam komunikasi efektif yaitu hambatan proses, hambatan fisik, hambatan semantik, hambatan psikososial.

1. Hambatan Proses: Hambatan ini terjadi saat ada gangguan dalam tahap-tahap komunikasi, seperti saat penerima pesan tidak fokus atau kesalahan dalam penerimaan informasi. Proses komunikasi yang tidak lancar, seperti misinterpretasi pesan atau gangguan dalam penyampaian informasi, dapat menghalangi komunikasi yang efektif.

2. Hambatan Fisik: Ini berkaitan dengan faktor-faktor fisik yang mengganggu komunikasi, seperti jarak yang terlalu jauh, kebisingan, kondisi lingkungan yang tidak mendukung, atau perangkat komunikasi yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik.

3. Hambatan Semantik: Hambatan ini muncul ketika ada perbedaan dalam pemahaman makna dari kata-kata, simbol, atau bahasa yang digunakan. Perbedaan bahasa atau istilah yang digunakan dapat menyebabkan kebingungannya penerima pesan.

4. Hambatan Psikososial: Hambatan ini berkaitan dengan faktor psikologis dan sosial yang memengaruhi komunikasi, seperti emosi, perasaan, sikap, nilai-nilai budaya, dan perbedaan dalam status sosial atau hubungan antara komunikator yang dapat menghambat pemahaman dan pengiriman pesan.

Lalu Bagaimana Solusi Praktis untuk Mengatasi Hambatan Komunikasi Interpersonal?

1. Meningkatkan Kredibilitas Komunikator

Solusi: Komunikator perlu membangun dan menjaga kredibilitas dengan menunjukkan pengetahuan, sikap yang profesional, dan konsistensi dalam pesan yang disampaikan. Menjadi pendengar yang aktif dan memperlihatkan rasa hormat terhadap komunikan juga sangat membantu meningkatkan kredibilitas.

Contoh: Dalam percakapan, hindari berbicara tanpa dasar atau fakta yang jelas, serta tunjukkan perhatian terhadap pembicaraan lawan bicara.

2. Menyesuaikan Diri dengan Latar Belakang Sosial dan Budaya

Solusi: Komunikator harus memperhatikan konteks sosial dan budaya dari komunikan. Ini bisa dilakukan dengan mempelajari kebiasaan, nilai-nilai, dan norma sosial yang berlaku dalam lingkungan atau kelompok tersebut.

Contoh: Jika berkomunikasi dengan orang dari budaya yang berbeda, pelajari bahasa tubuh atau sikap yang dianggap sopan di budaya mereka.

3. Memahami Karakteristik Komunikan

Solusi: Sebelum berkomunikasi, kenali terlebih dahulu karakteristik komunikan, seperti usia, pendidikan, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Hal ini akan membantu menghindari kesalahpahaman dalam menyampaikan pesan.

Contoh: Dalam lingkungan kerja, sesuaikan bahasa dan cara berbicara dengan rekan kerja yang lebih muda atau lebih senior agar pesan mudah diterima.

4. Mengatasi Prasangka Buruk

Solusi: Bangun komunikasi yang terbuka dan saling percaya. Hindari sikap negatif atau prasangka terhadap pihak lain, dan berusaha memahami perspektif mereka dengan lebih baik.

Contoh: Cobalah mendengarkan tanpa menghakimi, dan hindari asumsi yang bisa memengaruhi penerimaan pesan.

5. Mengurangi Dominasi Verbalitas

Solusi: Gunakan berbagai media komunikasi, seperti gambar, grafik, atau video, untuk mendukung penyampaian pesan. Selain itu, sesuaikan volume dan intonasi bicara agar tidak membosankan.

Contoh: Saat memberikan presentasi, selain berbicara, gunakan diagram atau slide visual yang mempermudah pemahaman.Selain itu, gunakan gerak tubuh dan lakukan kontak mata dengan komunikan.

6. Menghindari Komunikasi Satu Arah

Solusi: Pastikan komunikasi dua arah dengan memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk berbicara dan memberi feedback. Ini penting agar terjadi klarifikasi dan pemahaman yang lebih baik.

Contoh: Selalu tanya kepada lawan bicara apakah mereka memiliki pertanyaan atau tanggapan terhadap apa yang baru saja disampaikan.

7. Memilih Media yang Tepat

Solusi: Pilih media komunikasi yang paling sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan situasi komunikasi. Misalnya, untuk pesan yang rumit, mungkin lebih baik menggunakan percakapan langsung atau video call daripada pesan teks.

Contoh: Untuk memberikan instruksi yang lebih jelas, gunakan video atau gambar daripada hanya mengandalkan teks.

8. Mengatasi Hambatan Perbedaan Bahasa

Solusi: Hindari penggunaan bahasa yang terlalu teknis atau slang yang bisa disalahpahami. Jika perlu, pastikan ada penjelasan atau klarifikasi dari istilah-istilah yang digunakan.

Contoh: Jika berbicara dengan orang yang tidak berbicara bahasa yang sama, gunakan bahasa tubuh atau alat penerjemah jika diperlukan. Selain itu, gunakan bahasa Indonesia apabila komunikan berasal dari daerah yang berbeda.

9. Mengelola Perbedaan Persepsi

Solusi: Jadilah fleksibel dalam menerima dan memahami perspektif orang lain. Jangan terburu-buru menarik kesimpulan atau menganggap bahwa persepsi kita adalah satu-satunya yang benar.

Contoh: Diskusikan perbedaan pendapat secara terbuka dan pastikan ada ruang untuk klarifikasi agar persepsi yang salah dapat dikoreksi.

Komunikasi interpersonal merupakan komponen penting dalam kehidupan sehari-hari yang memainkan peranan besar dalam membangun dan mempertahankan hubungan harmonis di berbagai aspek kehidupan. Namun, berbagai hambatan, baik yang bersifat proses, fisik, semantik, maupun psikososial, dapat mengganggu kelancaran komunikasi tersebut. Dengan menerapkan solusi praktis yang telah dijelaskan, seperti meningkatkan kredibilitas, memahami latar belakang sosial dan budaya, mengelola perbedaan persepsi, dan menggunakan media yang tepat, individu dapat mengatasi hambatan-hambatan ini secara efektif. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas komunikasi, tetapi juga memperkuat hubungan dan menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan harmonis. 

Lihat juga info menarik dari Website Program Studi Sarjana Bimbingan dan Konseling FIP UNESA pada tautan: https://bk.fip.unesa.ac.id/ 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun