Maksud saya, awalnya kita dibuat merinding di babak pertama. Lalu dipaksa tegang dibabak kedua.
Lantas dengan meninggalkan semua atensi yang telah dibangun sebelumnya, kita justru "dihajar" oleh sensasi aksi yang alih-alih menakutkan, justru terasa menyenangkan.
Percaya tidak percaya, saya dengan anehnya malah tertawa ketika mendadak Wan menyajikan adegan pertarungan brutal yang eksplisit.
Mungkin karena saya sama sekali tidak berekspektasi adanya adegan laga nan gila akan terjadi. Jadi kerandoman Malignant terasa fresh dan unik.
Dipenuhi Eksperimen dan Nostalgia James Wan terhadap Film-Film Terdahulunya
Alih-alih dibungkus oleh elemen-elemen horor yang rapi dan dinamis, Malignant justru berasa dilematis.
Wan berperan layaknya seorang Chef yang mencoba mix & match resep terbaru masakannya dengan harapan mampu menampilkan hidangan baru yang akan mengubah seantaro dunia horor.
Tidak peduli apapun risikonya. Sesuai kalimat posternya, "A new vision of terror."
Saya pribadi bisa merasakan usaha Wan untuk merepresentasikan visi terbarunya mengenai pendekatan model ini.
Sayangnya usaha Wan masih belum sempurna. Menurut saya pribadi, Wan masih “takut-takut” mencoba, setengah-setengah, meraba-raba apakah cocok atau tidak.
Hal ini diwujudkan dengan karakter Gabriel yang ga jelas mau disebut apa. Wan terlalu memaksa untuk “mengilmiahkan” Gabriel yang pada akhirnya, hanya memberikan berbagai macam pertanyaan tak terjawab alias plot hole.