Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Malignant": Ketika James Wan Bikin Horor Aneh bin Ajaib, tapi Seru!

8 Oktober 2021   18:07 Diperbarui: 8 Oktober 2021   18:09 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malignant | Source image: tbsnews.net

Maksud saya, awalnya kita dibuat merinding di babak pertama. Lalu dipaksa tegang dibabak kedua.

Lantas dengan meninggalkan semua atensi yang telah dibangun sebelumnya, kita justru "dihajar" oleh sensasi aksi yang alih-alih menakutkan, justru terasa menyenangkan.

Percaya tidak percaya, saya dengan anehnya malah tertawa ketika mendadak Wan menyajikan adegan pertarungan brutal yang eksplisit.

Mungkin karena saya sama sekali tidak berekspektasi adanya adegan laga nan gila akan terjadi. Jadi kerandoman Malignant terasa fresh dan unik.

Dipenuhi Eksperimen dan Nostalgia James Wan terhadap Film-Film Terdahulunya
Alih-alih dibungkus oleh elemen-elemen horor yang rapi dan dinamis, Malignant justru berasa dilematis.

Wan berperan layaknya seorang Chef yang mencoba mix & match resep terbaru masakannya dengan harapan mampu menampilkan hidangan baru yang akan mengubah seantaro dunia horor. 

Tidak peduli apapun risikonya. Sesuai kalimat posternya, "A new vision of terror."

Poster Malignant | Source Image: screenshot via imdb.com
Poster Malignant | Source Image: screenshot via imdb.com

Saya pribadi bisa merasakan usaha Wan untuk merepresentasikan visi terbarunya mengenai pendekatan model ini.

Sayangnya usaha Wan masih belum sempurna. Menurut saya pribadi, Wan masih “takut-takut” mencoba, setengah-setengah, meraba-raba apakah cocok atau tidak.

Hal ini diwujudkan dengan karakter Gabriel yang ga jelas mau disebut apa. Wan terlalu memaksa untuk “mengilmiahkan” Gabriel yang pada akhirnya, hanya memberikan berbagai macam pertanyaan tak terjawab alias plot hole.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun