Ada pula yang menekankan produktivitas pada sisi pemberian perhatian dan kepuasan kepada pelanggan, sehingga semakin banyak dan semakin memuaskan pelayanan yang diberikan sebuah corporate atau lembaga terhadap customer, maka semakin produktif lembaga tersebut. Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan erat dengan keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam konteks produktivitas pendidikan, sumber-sumber pendidikan dipadukan dengan cara-cara yang berbeda. Perpaduan tersebut sama halnya dengan upaya memproduksi pakaian yang menggunakan teknik-teknik yang berbeda dalam memadukan buruh, modal, dan pengetahuan. Untuk mengusai teknik-teknik tersebut diperlukan proses belajar.
Seiring dengan bertambahnya waktu, semakin besar pula modal untuk pendidikan. Sekolah pun semakin berkembang seiring dengan besarnya tuntutan pendidikan yang harus dikembangkan. Perubahan dalam intensitas tenaga kependidikan pun kemudian harus dilakukan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga perlu diaplikasikan model ketrampilan mengajar yang bervariasi.
Secara sederhana produktivitas pendidikan dapat diukur dengan melihat indeks pengeluaran riil pendidikan seperti dalam National Income Blue Book, dengan cara menjumlahkan pengeluaran dari banyaknya peserta didik yang dididik. Namun cara ini merupakan pengukuran cara kasar terhadap produk riil kependidikan. Cara ini pun tidak menceritakan sama sekali tentang kualitas lulusan lembaga pendidikan, juga derajat efisiensi berbagai sumber yang digunakan. Sehingga pengukuran output pendidikan dengan cara yang rasional penting untuk dipertimbangkan, namun juga perlu disadari bahwa pengukuran ini tidak dapat memberi indikasi langsung mengenai kuantitas pengajaran yang diterima setiap peserta didik.
Pengukuran produktivitas pendidikan erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, sangat bergantung pada akurasi kerangka yang digunakan dalam analisis dan kualitas data. Dalam konteks ini agaknya tidak perlu diperdebatkan bagaimana pengukuran pendidikan dalam pertumbuhan ekonomi, sebab umumnya riset mengenai ini membuktikan bahwa peranan pendidikan tetap substansial dalam pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengetahui produktivitas pendidikan dalam konteks peningkatan mutu pendidikan, antara lain dapat dilakukan dengan analisis efektivitas biaya, analisis biaya minimal, dan analisis manfaat.
F. RelevansiÂ
Relevansi merujuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs), baik kebutuhan peserta didik, kebutuhan keluarga, dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor. Perencanaan relevansi misalnya; program keterampilan/ kewirausahaan/usaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan pendidikan, kurikulum muatan lokal, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan keunggulan lokal dan global khususnya untuk mencari nafkah, dsb.
Baca juga: Belum Terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan adalah Sumber Ketidakadilan
G. Benefit
Lembaga pendidikan adalah semua unsur yang menyelenggarakan adanya pendidikan; orang tua, penyelenggara lembaga termasuk guru, dan peserta didik. Dalam penyelenggaraan pendidikan, orang tua berperan dalam hal investasi financial dan non financial. Infestasi financial diwujudkan dalam bentuk iuran orang tua murid dalam berbagai macam bentuk. Investasi financial diwujudkan antara lain dalam pendidikan dan pekerjaan.Â
Lembaga dalam kemampuannya menyelenggarakan kependidikan dapat diukur dari daya tampung sekolah/universitasnya dan dari kemampuan mengantarkan alumni mendapatkan tingkat gaji atau upah tertentu. akhirnya peran peserta didik dalam ikut menyelenggarakan kependidikan dapat diukur dari seberapa besar peserta didik dan orang tuanya harus menanggung pembebanan lembaga yang pada gilirannya dipergunakan untuk berbagai macam pos pembiayaan lembaga tersebut.
Biaya dalam pendidikan meliputi dua klasifikasi, yaitu biaya langsung (direct cost)Â dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksananaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pengajaran, sarana, belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran pendidikan ini (disekolah) terbagi atas anggaran penerimaan (biaya masuk) dan anggaran pengeluaran (biaya keluar). Anggaran penerimaan atau biaya masuk adalah bentuk pendapatan yang masuk ke satuan pendidikan secara teratur diperoleh dari berbagai sumber penerimaan baik melalui orang tua siswa, donator dari komponen masyarakat maupun pemerintah sebagai penyalur utama.Â