Mohon tunggu...
La OdeMuhamad
La OdeMuhamad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada SMAN 7 Kendari

6 April 2019   14:27 Diperbarui: 1 Juli 2021   09:05 10599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Peraturan Pemerintah tersebut mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang  pendidikan  dasar  dan  menengah  harus  mampu mengimplementasikan 8 Standar Nasional Pendidikan yang mencakup Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan, Standar Proses, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian.  Namun, secara umum implementasi SNP pada SMA Negeri dan Swasta di Kendari tidak sama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

  • Letak geografis dan kondisi lingkungan sekolah, yakni ada sekolah yang terletak di pinggir kota dan pusat Kota Kendari. Sekolah-sekolah yang berada di pinggir Kota Kendari kurang diminati oleh siswa yang memiliki kompetensi lulusan yang baik. Terbukti pada saat penerimaan siswa baru, siswa cenderung memilih sekolah yang berada di pusat kota daripada sekolah yang berada di pinggir kota. Akibatnya, terjadi perbedaan jumlah siswa yang mencolok, utamnaya pada sekolah swasta.
  • Sarana prasarna sekolah yang tidak merata dan kurang memadai. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih adanya sarana dan prasarana yang belum dimiliki sekolah tersebut. Contohnya yaitu, masih belum adanya laboratorium fisika, kimia, dan biologi, bahasa, serta masih belum lengkapnya sarana penunjang dalam laboratorium komputer, multimedia, dan bahasa.  Hal ini menjadi faktor penghambat bagi sekolah untuk mengimplementasikan SNP secara maksimal.
  • Belum semua sekolah memiliki guru dan tenaga kependidikan yang memadai. Misalnya ada beberapa sekolah yang memiliki guru mengampu mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Misalnya pada mata pelajaran TIK, Mulok, Seni Budatya, dan Geografi.
  • Pada implementasi standar pembiayaan antara sekolah negeri dan menengah ada perbedaan yang mendasar dalam pengelolaannya. Hal ini tampak belum semua sekolah melakuan analisis dan penyusunan RKAS/RAPBS sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

KETERKAITAN ANTARA INPUT, PROSES, OUTPUT 

DAN OUTCOME PENDIDIKAN 

 (dengan Instrumental, Environmental,  Efisien,  Efektif, Produktif,  Relevan, dan Benefit)

 

Lembaga pendidikan (sekolah) sebagai sistem tersusun dari komponen konteks, input, proses, output, dan outcome. Konteks adalah eksternalitas yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan karenanya harus diinternalisasikan ke dalam penyelenggaraan sekolah. Sekolah yang mampu menginternalisasikan konteks ke dalam dirinya akan membuat sekolah sebagai bagian dari konteks-konteks dan bukannya terisolasi darinya. Beberapa konsep mengenai input, proses, output, dan outcome pendidikan dapat dikemukakan sebagai berikut.

Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses, misalnya ketenagaan, kurikulum, peserta didik, biaya, organisasi, administrasi, peranserta masyarakat, kultur sekolah dan subkomponen, regulasi, sarana dan prasarana.

Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan (tingkat sekolah) proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tinggi dibandingkan dengan proses-proses yang lain.

Output sekolah pada prinsipnya merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerja, dan moral kerjanya. 

Output sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa prestasi akademik (academic achivement) dan ouput berupa prestasi non-akademik (non-academic achivement). Output prestasi akademi misanya, NEM, lomba karya ilmiah remaja, lomba mata pelajaran, cara-cara berpikir (kritis, kreatif/divergen, nalar, rasional, induktif, dedukatif, dan ilmiah). Output non-akademik, misalnya keingintahuan yang tinggi, harga diri kejujuran, kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas yang tinggi, toleransi, kedipsiplinan, kerajinan prestasi oleh raga, kesenian, dan kepramukaan.

Selanjutnya, outcome pendidikan adalah hasil jangka panjang: dampak jangka panjang terhadap individu, sosial, sikap, kinerja, semangat, sistem, penghasilan, pengembangan karir, kesempatan pendidikan, kerja, pengembangan dari lulusan untuk berkembang, dan mutu pada umumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun