Mohon tunggu...
Saubi Ihsan
Saubi Ihsan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Cinta" Mungkin

20 Juli 2020   00:02 Diperbarui: 20 Juli 2020   00:02 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan, namaku.

Ini adalah kisah antara aku dan wanita yang dipanggil Yueli.

Aku berasal dari keluar sederhana, tidak kaya dan tidak bisa dianggap miskin juga.

Wajahku? Meskipun itu tidak mencapai tingkat para model dan selebriti, itu masih cukup untuk membuatku menyapa wanita dengan kepala terangkat tinggi.

Tentu saja itu hanya sebuah kiasan karena aku bukan yang akan menyapa wanita. Selain dia, tentu saja.

Cerita ini bermula ketika aku baru masuk kelas pertama SD.

Saat itu, seorang ibu Dokter dan anak perempuannya yang seusia dengan ku pindah tepat di sebelah rumahku.

Dan itulah awal dari ceritaku.

Aku yang belum pernah dekat dengan seorang wanita di usia ku yang masih cepat, dengan cepat tertarik pada gadis itu, yang memiliki kulit putih pucat.

Gadis itu bernama Yueli.

Ciri-ciri Yueli; selain wajahnya yang cantik dan menarik, dia selalu mengikat rambutnya yang panjang dan meletakkannya ke dadanya melalui lehernya.

Jika kamu berpikir kalau Yueli adalah gadis yang lembut dan murni, maka kamu salah besar.

Kenyataannya, Yueli adalah gadis yang agak dingin dan sedikit sombong. Kamu bisa menyebutnya Bangga.

Tentu saja, kebanggaannya bukan tanpa dasar sama sekali.

Selain dia sudah terlihat cantik ketika masih muda, dia juga memiliki kecerdasan yang tak terbayangkan, yang bisa membuat seorang profesor tua yang menghabiskan hidupnya di universitas, merasa malu.

Bagaimana tidak?

Pada saat dia masih duduk di bangku kelas lima SD, dia sudah menguasai lima bahasa Asing. Menganggapnya sebagai keajaiban yang hidup benar-benar tidak berlebihan.

Di sekolah, dia seperti seekor angsa diantara kawanan bebek. Benar-benar mencolok di mata sehingga banyak yang mencoba mendekatinya, tidak peduli pria atau wanita, bahkan guru.

Sayangnya, Yueli tampaknya benar-benar Putri kesayangan Surga.

Kebanggaannya membuat tidak ada yang bisa dekat dengannya. Bahkan para guru tidak berani bersikap seperti guru di hadapannya.

Aku yang sudah terpikat oleh Yueli sejak awal tentu saja menjadi salah satu yang mencoba mendekatinya.

Tapi tidak seperti yang lain yang berakhir dengan kegagalan belaka.

Rumah kami yang bersebelahan membuatku memiliki banyak poin lebih.

Setelah lama diperlakukan dengan dingin, sikap Yueli kepadaku menjadi semakin lunak dari tahun ke tahun.

Bahkan ada saat-saat dia bercanda dengan ku.

Hingga kelas enam SD, kami benar-benar menjadi sahabat yang bermain setiap hari.

Tidak hanya Yueli sangat ramah kepadaku, dia bahkan sering menggodaku.

Hanya setelah itu, aku menyadari kalau Yueli juga bisa bersikap ramah.

Tentu saja, sikapnya pada orang lain masih dingin seperti biasanya, yang membuatku menjadi sasaran cemburu banyak orang.

Dengan kedekatan kami yang sudah mencapai puncaknya, aku pun memberanikan diriku saat kami lolos sekolah dasar.

"Yueli, aku suka kamu." Kataku dengan suara gagap di depan Yueli yang terlihat tenang.

Ketika mengatakan itu, aku benar-benar takut, aku takut kalau semua persahabatan yang sudah lama aku perjuangkan akan hancur.

Untungnya, langit tampaknya masih memberikan keberuntungannya kepadaku.

Yueli yang bagiku seperti putri surga yang tidak tersentuh benar-benar menerima ku.
...

Dan begitulah kisah cinta kita dimulai.

Aku masuk ke SMP yang sama dengan Yueli.

Meskipun kita sudah berpacaran, tindakan kita masih sama seperti sebelumnya ketika kita berada di depan orang-orang.

Tapi ketika tidak ada orang, Yueli masih memanggil ku dengan kata sayang.

Tentu saja, selain cinta-cintaan antara anak-anak, kami tidak melakukan hal lebih.

Dan aku juga tidak berani melakukan hal lebih karena aku tidak bisa menanggung konsekuensi kemarahan Yueli.

Meskipun aku prianya, Yueli lah yang memegang kendali dalam hubungan kita.

Itu mungkin memalukan, tapi siapapun yang pernah bertemu dengan Yueli, akan berpikir memang begitulah seharusnya.

Di SMP, prestasi Yueli hanya menjadi semakin dan semakin cemerlang.

Dia sering diundang ke berbagai kompetisi di luar kota, dan memenangkan semuanya dengan nilai yang membuat bahkan para juri merasa malu.

Prestasi Yueli yang luar biasa membuatku yang prestasinya biasa-biasa saja merasa malu.

Untungnya, Yueli tampaknya tidak keberatan dengan itu, dan selalu bersikap ramah kepadaku.

Tapi, meskipun tidak ada yang tahu kalau kita sudah berpacaran, sikap ramah Yueli padaku masih membuat cemburu banyak orang.

Bahkan banyak pria yang mencoba melakukan hal-hal tercela untuk menindas dan mempermalukan ku.

Namun, sayangnya, setiap tindakan mereka tidak bisa lepas dari mata Yueli. Dengan kecerdasannya dan pengaruh yang dia miliki, semua pria yang mencoba bertindak jahat padaku hanya berakhir dengan sengsara.

Sejujurnya, aku sendiri bukan pria yang lemah.

Aku aktif, dan jago dalam berolahraga.

Hanya saja, Yueli yang terlalu luar biasa lah yang membuatku terlihat seperti seorang wajah putih kecil.
...

Ketika kita lulus SMP, karena alasan pemindahan tugas, Ibu Yueli pindah kerja ke kota sebelah, yang membuat Yueli juga ikut pindah.

Pada saat itulah hatiku benar-benar jatuh ke titik terendahnya sehingga aku merasa tubuhku menjadi lemah.

Sebelum dia pergi, Yueli menarikku ke tempat sepi dan berkata.

"Jangan khawatir, kita akan terus bersama. Ini hanya sementara. Suatu hari nanti, aku membangun tempat di mana kita bisa bersama untuk selamanya."

Sambil mengatakan itu, dia bahkan memberikan ciuman pertamanya kepadaku.
...

Meskipun sekarang kita sudah berbeda kota, tapi jarak tampaknya tidak bisa memisahkan kita.

Setiap malam saat mereka akan tidur, Yueli akan selalu menelpon ku dan menceritakan berbagai hal kepadaku.

Dan setiap kali ada libur panjang, dia pasti akan berkunjung ke kota ku.

Meskipun dia tampak semakin intelektual, dingin, dan bangga saat dia semakin dewasa, sikapnya kepadaku masih ramah seperti biasanya.

Dan prestasinya di masa SMA hanya menjadi semakin luar biasa sehingga dia beberapa kali muncul di tv nasional di negaraku.

Banyak orang-orang besar di negaraku optimis dengan wanita ajaib yang satu ini.

Dan dia memang tidak mengecewakan mereka.

Pada saat dia duduk di bangku kuliah, dia mendirikan perusahaan yang mengembangkan obat-obatan dan peralatan kesehatan modern.

Di bawah kepemimpinannya, dalam beberapa tahun yang singkat, perusahaan Yueli dengan cepat melejit menjadi salah satu perusahaan besar di bidang kesehatan.

Yueli yang waktu masih sangat muda sudah memiliki kekayaan milyaran dolar, yang membuatnya menjadi salah satu wanita terkaya.

Kekayaan, kecerdasan, dan kecantikannya yang jauh di atas yang lain membuatnya menjadi target banyak pria.

Bahkan, banyak selebriti pria di negara itu bahkan dari berbagai negara di dunia yang datang untuk menyatakan cinta mereka.

Namun, sayang seribu sayang.

Yueli bahkan tidak pernah mengatakan penolakan pada mereka karena dia bahkan tidak menatap mereka.
...

Aku yang masih menjadi pacar Yueli hingga saat ini tentu saja merasa sangat bangga.

Aku merasa kalau aku adalah pria yang beruntung di dunia karena bisa memiliki Yueli, yang bahkan lebih luar biasa daripada para Dewi dalam legenda.

Meskipun aku juga memiliki beberapa pencapaian di usiaku, dibandingkan dengan Yueli, perbedaan kami seperti langit dan bumi.

Jarak antara kita yang begitu lebar mau tidak mau membuatku merasa malu.

Jika bukan karena Yueli yang selalu menelpon ku setiap harinya, aku mungkin sudah lama mengundurkan diri dari hubungan berbeda dunia ini.

Tapi karena Yueli tampaknya tidak keberatan dengan jarak kami, aku hanya bisa mengikuti arus.

Tapi aku sendiri tidak berani bertindak berlebihan padanya seperti mengajaknya menikah.
...

Ini adalah hari pertemuan ku dengannya.

Karena perbedaan kota, dan kesibukan Yueli, kami jarang bisa bertemu.

Tapi kedatangan Yueli hari tampaknya cukup serius karena dia datang bersama ibunya.

Yueli mengundang ke kamar VIP sebuah restoran mewah di kota ku di mana kami bisa berbicara berdua.

Saat aku tiba di kamar itu, Yueli sudah duduk sendiri menunggu ku.

Bahkan setelah sekian tahun berlalu, Yueli masih tidak merubah gayanya.

Dia masih mengikat rambutnya dan meletakkannya di dadanya sehingga setengah dari lehernya yang putih pucat terlihat jelas.

Jika ada yang berubah, itu adalah auranya dan kecantikannya.

Yueli yang sekarang terlihat jauh lebih luar biasa sehingga beberapa orang bahkan tidak berani menatap langsung ke matanya.

Bahkan ada pepatah yang mengatakan kalau kecantikan Yueli telah mengambil sepertiga dari kecantikan dunia.

Pepatah itu jelas berlebihan! Tapi tidak ada yang keberatan dengan pepatah itu.

Kecantikannya mungkin tidak benar-benar mengambil sepertiga kecantikan dunia. Tapi bahkan jika sepertiga kecantikan dunia dikumpulkan, apakah mereka bahkan bisa disandingkan dengannya.

Bahkan aku merasa kalau Yueli adalah seorang Dewi yang tinggi, yang tidak dapat disentuh oleh seorang makhluk fana.

Ketika aku memasuki ruangan itu, Yueli meletakkan telepon yang dia pegang, dan tersenyum kepadaku.

"Sayang, sudah lama." Katanya sambil berdiri, dan memeluk ringan aku.

"Ya, sudah lama." Aku menjawab.

Tidak seperti dulu lagi, nada bicaraku ketika berbicara dengannya sedikit gagap.

Itu mungkin karena perbedaan status kita yang luar biasa besar. Bahkan jika aku sudah mengenalnya dari kecil dan berpacaran dengannya untuk waktu yang lama, aku masih merasa rendah diri ketika berada di depannya.

Yueli tampak tidak keberatan dengan sikapku, setelah mempersilahkan aku duduk. Dia kembali duduk di kursinya.

"Sayang." Kata Yueli lagi dengan suara dalam setelah kita berbicara beberapa kata ringan.

Aku tahu kalau pertemuan kali ini adalah sebuah pertemuan serius sehingga aku sudah siap dengan kata-kata serius Yueli.

"Aku sudah tidak muda lagi." Ujarnya sambil menatapku dengan matanya yang tampak sedalam lautan.

"Aku tahu jawabku."

Sejujurnya, aku sangat gugup saat ini karena aku tidak tahu apa yang ingin dikatakan Yueli.

Usia kami sudah sekitar 27 tahun.

Tapi meskipun kami sudah berpacaran untuk waktu yang lama, aku tidak pernah mengajaknya menikah.

Bukan karena aku tidak mau, tapi aku tidak berani.

Aku khawatir saat ini Yueli sudah lelah menungguku, dan ingin mengakhiri hubungan kita.

Bagaimanapun, jarak kita hanya menjadi semakin lebar. Bagaimana bisa pria seperti pantas untuk wanita seperti Yueli yang membuat hampir semua pria merasa rendah diri.

Tapi meskipun aku merasa tidak pantas untuknya. Aku benar-benar takut kehilangannya.

Bagiku, Yueli adalah segalanya. Sesuatu yang tidak bisa digantikan.

Itu seperti orang tuamu, tidak peduli bagaimana mereka, kamu tidak akan bisa menganggap orang lain sebagai orang tuamu yang sejati.

Untungnya, langit sekali lagi berpihak kepadaku karena apa yang dikatakan Yueli berikutnya adalah sesuatu yang paling didengarkan oleh semua pria di dunia.

"Kalau kamu tahu, kapan kamu melamarku? Bukankah sudah saatnya kita menikah."
...

Dengan begitu, kami pun melakukan pernikahan.

Pernikahan kami sederhana tapi itu masih tidak disembunyikan dari media.

Pada hari pernikahan kami, seluruh orang di negara itu langsung mengetahuinya.

Tentu saja, itu menyebabkan semua pria menangis.

Banyak yang mengutukku dan mengatakan kalau aku tidak pantas untuknya.

Tapi Yueli hanya mengucapkan beberapa kata yang membuat mereka diam.

"Kita sudah bersahabat sejak SD, dan kita sudah berpacaran sejak lulus SD, apakah aneh jika kita menikah?"

Kata-katanya seperti Guntur di telinga mereka, membuat mereka semua terkejut.

Tidak ada yang menyangka, Dewi yang mereka anggap tidak tersentuh sebenarnya sudah memiliki pacar sejak lama. Dan hatinya bahkan tidak pernah berubah sejak saat itu.
...

Malam setelah pernikahan kami adalah hari yang paling membahagiakan bagiku karena pada malam itulah Yueli memberikan hal yang paling berharga darinya kepada ku.

Saat itu dia juga berkata. "Sayang, kamu boleh meragukan apapun tentang aku. Tapi kamu tidak boleh meragukan cintaku kepadamu, karena itu tidak bisa diukur bahkan dengan kecerdasan ku."

Sejak saat itu, aku tidak pernah lagi bersikap rendah diri di depannya....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun