Rumah kami yang bersebelahan membuatku memiliki banyak poin lebih.
Setelah lama diperlakukan dengan dingin, sikap Yueli kepadaku menjadi semakin lunak dari tahun ke tahun.
Bahkan ada saat-saat dia bercanda dengan ku.
Hingga kelas enam SD, kami benar-benar menjadi sahabat yang bermain setiap hari.
Tidak hanya Yueli sangat ramah kepadaku, dia bahkan sering menggodaku.
Hanya setelah itu, aku menyadari kalau Yueli juga bisa bersikap ramah.
Tentu saja, sikapnya pada orang lain masih dingin seperti biasanya, yang membuatku menjadi sasaran cemburu banyak orang.
Dengan kedekatan kami yang sudah mencapai puncaknya, aku pun memberanikan diriku saat kami lolos sekolah dasar.
"Yueli, aku suka kamu." Kataku dengan suara gagap di depan Yueli yang terlihat tenang.
Ketika mengatakan itu, aku benar-benar takut, aku takut kalau semua persahabatan yang sudah lama aku perjuangkan akan hancur.
Untungnya, langit tampaknya masih memberikan keberuntungannya kepadaku.