“Iya, saya”.
“Kenalkan, saya Ajendro”.
Mulutku ternganga.
“Anjelina Daniar Rosalia”.
Untunglah ia segera mempersilakan aku duduk. Karena lututku sudah lemas. Jadi Ajendro adalah singkatan dari nama yang panjang tadi?
Ia tersenyum. Hatiku bagai jatuh. Untunglah aku mengenakan pakaian terbaikku dan bermobil. Aku bisa mengajaknya keluar makan malam. Tapi, kutahan niatku. Aku belum mengenalnya dengan baik, siapa tahu ia sudah bersuami?
Aku segera menyampaikan maksud kedatanganku. Kuserahkan hadiah-hadiah untuk Ajendro eh, Anjelina. Ia tertawa kecil. Mataku hampir tak berkedip menatap Anjelina. Giginya rapi, hidungnya bangir, bibirnya menggoda dengan lipstik merah muda. Kulitnya putih halus, betisnya bagai bulir padi. Rambutnya ikal tergerai. Ah, kurasa aku telah jatuh cinta sepenuh purnama.
Setelah berbicara banyak hal. Aku berbasa basi tentang acaranya ke Thailand.
“Pak Azis belum baca koran hari ini? Ada foto saya disana,” katanya dengan senyum mempesona. Ia menyebut sebuah nama harian nasional. Aku tak sempat baca koran. Ada puluhan naskah soft copy dan hard copy setiap hari mengalir ke Purnama. Aku harus rajin-rajin membaca naskah-naskah itu kalau tidak ingin tertinggal dari penerbit lain.
Pukul sembilan malam aku berpamitan. Ia masih sendiri, itu info terpenting yang kudapat dari obrolan panjang tadi. Sampai di rumah aku mencari koran yang dimaksud. Berita apa? Mataku berhenti pada sebuah foto dengan wajah mirip Anjelina. Kubaca penjelasan foto: Anjelina Daniar Rosalia, Miss Waria Indonesia, berhasil memenangkan kontes kecantikan ratu waria sedunia yang diadakan di Thailand tanggal……”
Aku tertegun. Jadi, Anjelina...?