Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bahtera Nuh di Tanah Nusantara - Kontemplasi Relasi Individu dengan Dunia

5 Mei 2023   20:48 Diperbarui: 5 Mei 2023   20:58 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://christianityfaq.com/wp-content/uploads/2022/07/how-big-was-noahs-ark-1024x675.jpg

Tidak ketinggalan, dikisahkan pula dalam surah ini mengenai bagaimana salah seorang anak laki-laki Nuh bernama Kana'an menolak untuk mengikuti ajakan sang ayah dan memilih untuk mengikuti upaya sia-sia kaumnya yang berusaha menyelamatkan diri dari air bah dengan cara mendaki gunung.

Di dalam versi Islam ini, bahtera Nuh pada akhirnya berlabuh di Gunung Judi yang terletak di Timur Turki, dekat dengan perbatasan Suriah. 

Kendati terdapat kemiripan deskripsi bahtera dalam versi ini dengan versi-versi terdahulu, misalnya saja mengenai pembagian tingkatan di dalam kapal menjadi tiga tingkat, terdapat perbedaan yang lebih minor mengenai bentuk bahtera itu sendiri. 

Berbeda dengan tradisi Yahudi yang menggambarkan bahtera Nuh sebagai sebuah kotak, tradisi Islam melalui surah Al'A'raf ayat 64 menggambarkan bahtera tersebut lebih mirip dengan kapal pada umumnya (fulk).

Melalui rangkaian legenda lintas peradaban ini, kisah bahtera Nuh terus mengakar dalam benak kita, bahkan sampai generasi hari ini. Bahtera itu mungkin pernah ada, atau mungkin juga tidak pernah ada. Kita telah dan mungkin akan terus menyibukkan diri dengan perdebatan mengenai kemasukakalan kisah ini ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan. 

Kita juga telah dan mungkin akan terus melakukan kajian teologis untuk memaknai signifikansi kisah ini terhadap keimanan kita sembari mengusik sesama penganut agama Samawi dengan perdebatan mengenai agama mana yang memiliki versi cerita paling benar.

Tapi bagaimana jika ternyata masih ada yang luput dari perhatian kita? Bagaimana jika ternyata amanat dari kisah ini tidak dimaksudkan sebagaimana narasi yang selama ini beredar? Bagaimana jika kita telah melakukan kekeliruan serius dalam menginterpretasikan kisah bahtera Nuh?

Bahtera Nuh di Tanah Nusantara adalah suatu bentuk perenungan penulis mengenai relasi individu dengan dunia sosial di sekitarnya. Perenungan di sini mengambil bentuk dialektika terhadap asumsi awam yang selama ini berlaku dalam berbagai situasi sosial.

Penulis tidak ingin hanya sekadar mengulang apa yang dapat dengan mudah dapat terlintas di dalam benak kita. Asumsi instingtif seperti misalnya terkait bakti kepada orang tua, cinta dengan pengorbanan kepada kekasih, hingga sikap welas asih seorang pimpinan kepada yang dipimpin hanyalah sebagian tema yang perlu diujicobakan kembali melalui penalaran logis-implikatif, alegori, eksperimen pikiran, hingga pembuktian empiris berdasarkan situasi real dunia sehari-hari. 

Boleh jadi pengujian yang dilakukan akan memberikan kesimpulan akhir yang berlawanan dengan asumsi awam semula. Boleh jadi juga pengujian ini justru mengukuhkan asumsi yang telah mapan tersebut.

Gagasan inti di sini pada awalnya dibatasi pada tema terkait "good and evil" karena penulis semula menduga bahwa inilah inti pergumulan yang hendak disampaikan melalui kisah bahtera Nuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun