Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Yang Akan atau Sudah Fresh Graduate, Tip Keuangan Ini (Mungkin) Cocok buat Kamu

30 November 2020   07:27 Diperbarui: 2 Desember 2020   11:00 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, hanya tinggal menunggu waktu sampai penyadaran itu datang. Ketika suatu hari kita harus bertanggung jawab menyediakan makanan di atas meja bagi diri sendiri maupun orang lain, ketika listrik perlu dibayar, maupun ketika kuota internet harus diisi ulang, maka ketika itulah kita tidak lagi bebas.

Pilihan harus dibuat, antara mencari kerja atau berwirausaha, antara menjadi pekerja kasar atau orang kantoran, dan seterusnya. Yang membatasi bukan lagi orang lain, melainkan nasib diri sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggungan.

Ironisnya, tidak semua orang siap ketika waktunya tiba, termasuk dalam hal ini penulis ketika lulus dari bangku kuliah di awal tahun ini. Persis setelah kelulusan, penulis mulai aktif melamar di beberapa perusahaan sebagaimana fresh graduate pada umumnya. Mengikuti serangkaian tes tertulis dan wawancara, hingga akhirnya tinggal menunggu pengumuman hasil seleksi.

Semua berjalan mulus sampai akhirnya... pandemi datang berkunjung. Dunia usaha mendadak hibernasi, diikuti dengan dibatalkannya sekian banyak lowongan, termasuk yang dibuka oleh beberapa perusahaan tempat penulis melamar.

Peristiwa semacam ini adalah black swan yang tidak pernah kita sangka akan terjadi tahun ini pada saat semua nampak berjalan mulus di dua bulan pertama. Perubahan kondisi ini membuat lowongan kerja yang tersedia juga ikut berubah.

Posisi terkait peran di manajemen, misalnya, tidak lagi banyak dibutuhkan perusahaan. Sebaliknya, sehubungan dengan diterapkannya skenario normal baru, lebih banyak posisi di bidang TIK ditawarkan kepada para pelamar yang sebagian besar tidak memiliki latar pendidikan yang sesuai.

Ketidaksiapan penulis pribadi lebih dikarenakan perubahan iklim bisnis secara mendadak ketimbang dari dalam diri. Dan, sebagian dari pembaca yang bernasib serupa tentu berangkat dari alasan yang sama.

Pikiran bahwa kita tidak terserap lapangan kerja karena keadaan eksternal ketimbang internal merupakan sedikit penghibur lara, akan tetapi di saat bersamaan kita juga harus segera mengambil tindakan.

Penulis cukup beruntung karena masih tinggal dengan keluarga yang memiliki bisnis sendiri sehingga tidak perlu hidup berkekurangan. Di samping itu, pekerjaan sampingan sebagai pengajar les privat online yang telah dilakoni semenjak awal kuliah sangat terasa hasilnya disebabkan banyak murid lama yang masih meneruskan belajar karena mereka kesulitan belajar secara online di sekolah. Sehingga, kendati hidup bak pengangguran, uang masih keluar-masuk rekening sebagaimana karyawan bergaji UMR pada umumnya.

Tidak kalah beruntungnya lagi, penulis juga masih memiliki hubungan kerja yang baik dengan seorang dosen semasa kuliah yang dari dulu hingga sekarang kerap mempercayakan penulis dengan berbagai pekerjaan berbayar. Bahkan, karena pekerjaan inilah bulan lalu penulis dapat berkunjung ke Bali selama beberapa hari dalam rangka penelitian dan difasilitasi sepenuhnya oleh dana dari Kemenristek.

Akan tetapi, sejujurnya bukan kedua hal ini yang penulis rasa paling berdampak positif terhadap situasi hidup penulis saat ini. Faktor yang paling besar dari kemampuan penulis untuk bertahan hidup dan bahkan menumbuhkan tabungan justru berasal dari pengetahuan mengenai seluk-beluk keuangan itu sendiri. Sebab, tanpanya, seberapa pun besarnya penghasilan yang penulis rengkuh, pada akhirnya tidak ada yang tersisa untuk menjadi tabungan jaga-jaga di masa sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun