Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Perusahaannya Untung, tapi Kok Nggak Pernah Bagi Dividen?" Belajar dari Dinamika RUPS dan Laporan Keuangan Emiten

14 September 2020   08:00 Diperbarui: 14 September 2020   08:08 3650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, selalu perhatikan komponen yang terdapat pada item ini. Apabila perusahaan banyak memiliki saham “gorengan”, misalnya, besar kemungkinan pada laporan keuangan berikutnya keuntungan/kerugian yang tercatat di sini akan mengalami perubahan signifikan.

  • Penyisihan cadangan kerugian

Item ini mungkin terdengar sedikit lebih abstrak dibanding item lain sebelumnya. Beberapa perusahaan, umumnya di sektor perbankan, lazim menyisihkan sejumlah pendapatannya sebagai cadangan kerugian. Seperti yang telah disinggung di atas, cadangan ini berfungsi untuk menutup kerugian yang ditimbulkan dari penurunan nilai aset seperti misalnya piutang usaha.

Misalnya dalam kondisi pandemi saat ini, banyak bank menaikkan cadangan kerugiannya untuk mengantisipasi kredit macet. Kenaikan cadangan ini dibebankan pada laporan laba-rugi sehingga laba bersih terlihat lebih kecil. Namun apabila ke depannya kerugian tidak sebesar ekspektasi, maka sisa saldo akan dimasukkan kembali ke dalam aset dan dilaporkan sebagai keuntungan di laporan laba-rugi.

Untuk menyikapi hal ini, selalu perhatikan perubahan item ini dari waktu ke waktu. Pencadangan bukan hal yang salah karena situasi bisnis terkadang tidak menentu. Namun angka yang terlalu kecil atau terlalu besar boleh jadi menyimpan kejanggalan tertentu yang perlu pembaca ketahui.

  • Bagian atas keuntungan entitas anak/asosiasi

Item ini kadang menyebabkan kesalahpahaman di kalangan investor dan uniknya (atau ironisnya), bagian inilah yang menjadi kontributor utama terhadap besarnya laba bersih PNIN. Secara sederhana, item ini menjabarkan proporsi laba bersih dari perusahaan lain yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan sebanyak persentase kepemilikan perusahaan terhadap perusahaan lain tersebut.

(Catatan penting: perusahaan harus memiliki hak pengendalian terhadap perusahaan lain tersebut. Jika tidak, bagian keuntungan ini jatuhnya menjadi bagian dari kepentingan non-pengendali)

Misalnya, perusahaan X memiliki 30% saham di perusahaan Y dengan hak pengendalian. Maka jika perusahaan Y memperoleh laba bersih sejumlah Rp. 100 juta, perusahaan X berhak mencatatkan Rp. 30 juta sebagai bagian atas keuntungan entitas anak/asosiasi.

Masalahnya di sini ada pada setidaknya dua hal. Pertama, angka yang tercatat tersebut belum tentu sepenuhnya dalam bentuk nominal uang betul-betul masuk ke kas perusahaan. Jika perusahaan lain tersebut tidak membagi dividen, maka perusahaan tidak akan memperoleh pemasukan ke dalam kasnya.

Kedua, melihat bahwa laporan laba-rugi dapat dimanipulasi dan berbeda dengan arus kas sebenarnya, kita boleh mencurigai bahwa angka sebenarnya yang betul-betul diterima perusahaan tidak sebesar yang tercatat.

Terkait item ini dan juga yang lainnya di atas, penulis menyarankan pembaca untuk selalu memeriksa catatan belakang yang terkenal sangat tebal, rumit, dan membosankan. Perhatikan penjelasan atas setiap item agar pembaca dapat memahami siklus bisnis perusahaan dan metode akuntansi yang diterapkannya.

Seorang analis pernah menyarankan untuk membaca catatan tersebut secara terbalik dari belakang karena biasanya perusahaan selalu menyembunyikan hal-hal penting di sana sementara bagian awal digunakan untuk menyajikan hal-hal yang perusahaan ingin kita melihatnya. Pembaca mungkin dapat menerapkan hal yang sama juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun