Tak ada lagi yang mampu memberiku saran.
"Anggap kau bicara pada diri sendiri, dan hanya kau yang akan membacanya." Guru BK kembali memberi penjelasan.
Tak ada lagi yang mampu memberiku saran. Guru BK pun tak bisa.
"Boleh aku memakai ponselku saja?" tanyaku dengan sopan. Menurutku lebih mudah menggunakan ponsel dibanding buku diary. Pertama, karena aku tidak perlu repot membeli pulpen. Kedua, aku tidak suka menulis di kertas.
Bu Inaranti diam dan berpikir sejenak, "Ponselmu akan mengganggu, bukan? Aku mau kamu menjalani sesuatu yang lebih menyehatkan."
Sulitnya membuat Bu Inaranti setuju denganku. Memang, hal paling menyebalkan adalah ketika berbincang dengan guru BK.
"Hal ini memang sulit, tapi aku ingin setidaknya kau berusaha memiliki pengalaman SMA yang normal."
Aku langsung mengambil buku diary yang diberikan guru BK dan menatapnya sejenak.
Baiklah, aku mengangguk setuju. Menurutku, dia lumayan baik. Walaupun dia terlihat tua dan membosankan.
***
Jadi, semoga ini awal pengalaman SMA normal, apa pun artinya.