Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Antara An Se-Young dan Budaya Whistleblower Atlet Nasional

23 Agustus 2024   00:56 Diperbarui: 23 Agustus 2024   00:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
An Se-Young dan Gregoria Mariska pada gelaran Olimpiade Paris 2024 (sumber : VOI )

Makanya perlu ada reformasi tentang pemilihan ketua federasi organisasi olahraga yang lebih terbuka dan independen, diutamakan haruslah para praktisinya langsung, yaitu para mantan atletnya yang sudah makan asam garam tentang tata kelola organisasi keolahragaan.

Atau paling tidak seseorang yang memang memiliki minat dan integritas yang kuat untuk memajukan pada satu cabang olahraga. Ketidakcakapan ketua federasi organisasi olahraga, akan menjadi bom waktu bagi setiap atlet untuk menjadi Whistleblower.

Optimalisasi Atlet Muda

Kasus An Se-Young adalah gambaran betapa atlet muda kadang masih dianggap sebelah mata kontribusinya. Para atlet muda yang telah berhasil terseleksi dalam pelatnas, memang harus menjadi perhatian yang lebih banyak dari federasi ketimbang atlet senior, dikarenakan mereka kebanyakan belum dapat banyak bantuan sponsor dari luar.

Berbeda dengan atlet senior yang sudah malang melintang, sudah pasti telah mendapat support dari sponsorship dan juga bantuan dari Pemda darimana ia berasal.

Namun untuk atlet muda yang baru memulai kiprahnya pada turnamen regional, harus mendapat perhatian khusus dari segala sisi, baik gizi, porsi latihan, alat penunjang latihan, pelatih yang berkualitas dan lainnya, sehingga pada saat usia emasnya atau prime dia dapat optimal meraih prestasi. Jika sudah demikian, tak ada atlet lagi yang terlantar begitu saja di tengah karirnya.

Keterbukaan Finansial

Bukan rahasia umum, pada setiap organisasi keolahragaan manapun masalah paling utama adalah ketidakterbukaan masalah finansial, sekelas FIFA saja disinyalir dipenuhi para mafia judi bola.

Maka dari itu, diperlukan komitmen yang kuat dari segenap insan keolahragaan agar menjadikan federasi organisasi olahraga bukan sekedar tempat naungan bisnis saja, tetapi memang benar-benar ingin memajukan cabang olahraga dan memang memiliki passion disana.

Masalah sponsor dan bantuan dari pemerintah harus benar-benar bisa dipantau oleh publik secara online penggunaannya, begitu pula para atlet juga bisa mengakses sistem Whistleblower, jika dirasa ada yang janggal dalam pengadaan saran prasarana olahraga.

Jenjang Karir Atlet Nasional

Banyak cerita dimana, ada beberapa atlet nasional yang di masa purnanya diangkat menjadi ASN, pada poin ini saya ada kurang setujunya, karena besar harapan para mantan atlet ini masih bisa berkontribusi pada federasi organisasi cabang olahraganya.

Jadi apabila seseorang di waktu mudanya memutuskan menjadi atlet, maka dia pun akan mengetahui pada usia purnanya, dia akan tetap bisa berkontribusi pada cabang olahraganya tersebut, entah sebagai pelatih utama, pelatih teknis atau bagian dari manajemennya.

Untuk menunjang hal tersebut perlu ada komitmen dari kementerian olahraga untuk memantau para mantan atlet agar selalu bisa berkontribusi bagi cabang olahraganya dan mereka pun dibayar untuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun