"Sebenarnya aku sungguh sungguh ingin membunuhmu" kata Podang Selasih sambil menggigit bibir. "Tapi setelah kupikir kembali, apalagi setelah kau datang menjengukku...niat itu terpaksa kuurungkan"
"Kenapa kau urungkan?"
"Tentu saja. Karena hari ini tuan muda Kidang Bintulu, akan melangsungkan perkawinan"
Matanya yang jeli mulai berkaca kaca, lanjutnya:"Akupun tahu hari ini tuan muda Kidang Bintulu datang hanya ingin mengatakan, bahwa sejak hari ini hubungan kita putus sampai di sini, Â iya bukan?"
Kidang Bintulu tak dapat menyangkal, dia pun sedikit merasa sedih. "Aku membawa sesuatu untukmu" bisiknya.
Sambil mengeluarkan seuntai kalung permata yang indah, ia menambahkan: "Aku pernah menyanggupi permintaanmu, dan sampai sekarang aku belum melupakannya"
Podang Selasih menerima hadiah itu, membelainya penuh kasih sayang, lalu bergumam:"Aku tahu, suatu ketika kau pasti membawakan benda ini untukku, sebab kau adalah seorang laki laki yang pegang janji..."
Air mata tak sampai meleleh keluar, tapi tangannya sudah gemetar keras, seluruh tubuhnya hampir saja ikut menggetar keras. Tiba tiba ia melompat bangun, mencampakkan untaian kalung permata tersebut ke wajah Kidang Bintulu, lalu berteriak penuh emosi:"Kau anggap aku sudi menerima untaian kalung busuk ini? Apalagi pemberian dari  telur busuk kecil"
Untung kalung permata tersebut tak sampai mengena di wajah Kidang Bintulu, benda itu melayang ke luar  jendela dan jatuh ke halaman depan sana.Â
Kidang Bintulu kembali tertawa. "Masih mendingan kalau cuma telur busuk kecil" katanya,"sebab sedikit banyak toh ada kebaikannya juga!"
"Kebaikan apa? Katakan!" Podang Selasih mencak mencak semakin marah.