Mohon tunggu...
Sasra Ermida
Sasra Ermida Mohon Tunggu... Guru - Guru

Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasih Ibu

12 Mei 2023   21:48 Diperbarui: 12 Mei 2023   21:54 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

**

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, tetapi ayahnya belum jua tiba, timbul rasa cemas, apalagi ibu yang mulai gelisah terlihat di wajah tuanya.

"Jangan-jangan, ayah tidak jadi pulang hari ini, Bu! Di telfon, hp ayah tidak aktif!" Fira memandang ibunya yang juga kelihatan gelisah di wajahnya.

"Semoga saja, Nak! Tidak terjadi apa-apa dengan ayahmu, entah mengapa, hp ayahmu tidak bisa dihubungi!"

Kenapa dengan ayah? Mengapa ayah belum juga sampai? Mengapa hp ayah tidak bisa dihubungi? Berbagai pertanyaan muncul di benak Fira, ia khawatir sekali, tidak biasanya ayah seperti ini, ayah pasti mengabari kalau ada perubahan jadwal kepulangannya.

Malampun semakin larut, tanda-tanda kepulangan ayah tak kunjung jua. Fira melihat ibunya salat malam dengan khusuk sekali, ia pun melangkahkan kaki menuju pembaringan setelah terlebih dahulu salat

Fira pun mulai memecamkan matanya, tetapi sulit untuk tidur, pikiran masih terus kepada ayahnya yang tidak ada khabar beritanya. Ia takut, jangan-jangan terjadi sesuatu kepada ayahnya, ia tidak sanggup membayangkan hal terburuk menimpa ayahnya.

**

Bunyi jam beker dari kamar ibu membangunkan Fira, langsung ia menuju kamar mandi untuk menunaikan salat sunat dilanjutkan salat Subuh. Setelah itu ia pun seperti biasa menuju dapur membantu dengan setia ibunya yang disibukan dengan rutinitas paginya membuat kue yang akan di jual paginya ke pasar mingguan. Alahkah kagetnya Fira, ia melihat sosok ayahnya yang dengan setia menemani ibunya bekerja, pagi ini bukan membikin kue tetapi memasak sarapan pagi nasi goreng kesukaan anaknya. Ia seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Ayah...ayah sudah datang?  Pukul berapa ayah datang? Kenapa tidak membangunkan Fira?" pertanyaan demi pertanyaan meluncur deras dari bibir anak gadisnya, ayahnya hanya tersenyum memandang anaknya yang semakin cantik dan semakin dewasa.

"Jam satu pagi ayah baru sampai, Nak, macet di jalan, hp ayahpun rusak untuk mengabarimu dan ibu. Makasih ya, Nak...sambal kesukaan ayah enak sekali, ibumu bilang, itu semua anak ayah yang bikin." Ayahpun memeluk putri kesayangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun