Mohon tunggu...
Saskia Rianda
Saskia Rianda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Nama : Saskia Rianda. Lahir : Padang Panjang pada Rabu, 6 Januari 2010. Agama : Islam. Hobi : Membaca, menulis dan menggambar. Kategori yang disukai : Cerpen, puisi dan artikel edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Rindu Ayam Gulai Hijau Koto Gadang Buatanmu, Nek!

4 Oktober 2024   19:44 Diperbarui: 8 Oktober 2024   21:14 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam Gulai Hijau Koto Gadang. Dokpri Saskia

"Sudah saatnya kalian mengakhiri pertengkaran ini.. Kalian itu bersaudara jadi harus saling akur!!" Nasehat Nenek kepada kami. Aku hanya mengangguk dan menatap wajah Puti. "Nanti setelah selesai makan. Nenek akan menceritakan sejarah ayam gulai hijau Koto Gadang kepada kalian.." Sambung Nenek lagi. 

Kami makan dengan sangat lahap. "Ayam gulai hijau ini benar-benar enak!!" Ucap Puti. "Iya!!!" Sahutku. 

Setelah selesai makan kami membersihkan meja makan. "Ayo nek!! Ceritakan pada kami sejarah ayam gulai hijau Koto Gadang.." Kataku pada Nenek. 

Nenek memulai ceritanya "Sebenarnya gulai hijau Koto Gadang ini menggunakan bebek atau itiak, tapi sekarang sudah banyak orang memakai ayam karena itiak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuatnya dan daging itiak lebih alot dari daging ayam.

Gulai itiak lado hijau sudah ada sejak zaman Belanda menjajah Indonesia. Gulai Itiak lado hijau berasal dari Bukittinggi tepatnya dari Nagari Sianok dan Koto Gadang. 

Selain terkenal dengan gulai Itiak lado hijaunya, Koto Gadang juga melahirkan tokoh-tokoh Pahlawan Nasional seperti H. Agus Salim, Rohana Kudus, Abdul Halim, Abdul Muis dan Mr. Assaat (Mantan Presiden RI dalam RIS). 

Itiak lado hijau selalu disajikan masyarakat Minangkabau ketika acara panen sawah. Itiak lado hijau disebut sebagai gulai tradisi atau gulai adat oleh nenek moyang." Itulah cerita Nenek tentang sejarah ayam gulai hijau Koto Gadang. 

"Sampai saat ini ayam atau itiak gulai hijau Koto Gadang menjadi hidangan istimewa pada acara-acara adat dan Idul Fitri." Tambah Nenek. 

Aku bersyukur tahun ini aku masih bisa menikmati ayam gulai hijau Koto Gadang buatan Nenek dan lebih menariknya lagi sekarang aku sudah mengetahui sejarah ayam Koto Gadang dari Nenek. Walaupun dihiasi dengan perdebatanku dengan sepupuku Puti.

Sejak kejadian itu, aku dan Puti tidak pernah berdebat lagi. Hubungan kami semakin erat. Bahkan setiap aku pulang ke kampung kami sering membantu Nenek bersama-sama tanpa ada perdebatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun