KGPPA Mangkunegaran IV juga mengajarkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang dikenal dengan Pramayoga Ranggawasita yang terdiri dari 8 prinsip, yang dikenal dengan istilah 5 Hang dan 3 Ha. Setiap prinsip ini memberikan panduan tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan mengenai 8 prinsip tersebut:
- Hang Nguripi (Menghidupi)
Prinsip ini mengajarkan pemimpin untuk memberikan kehidupan dan energi kepada orang lain. Seorang pemimpin harus mampu menginspirasi dan memberikan dorongan bagi orang-orang di sekitarnya agar mereka dapat berkembang. Dalam konteks pencegahan korupsi, pemimpin yang menghidupi akan memberikan contoh keteladanan dalam perilaku jujur, terbuka, dan adil.
- Hang Rungkepi (Menyelesaikan)
Pemimpin yang menerapkan prinsip hang rungkepi bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang ada, bukan hanya menghindar atau mengabaikan tantangan. Dalam konteks organisasi atau negara, prinsip ini mengajarkan untuk mengatasi masalah dengan tekad, dan bukan lari dari masalah atau memberi kesempatan untuk kebusukan (korupsi) berkembang.
- Hang Ruwat (Membebaskan)
Prinsip ini berkaitan dengan membersihkan dan membebaskan diri dan orang lain dari sifat-sifat negatif yang dapat merusak integritas. Sebagai contoh, dalam konteks kepemimpinan, seorang pemimpin harus mampu menyadarkan orang lain untuk melepaskan diri dari korupsi, ketidakjujuran, dan pola pikir yang merugikan masyarakat.
- Hang Ayomi (Menyayangi)
Prinsip ini menekankan kasih sayang dan perhatian terhadap sesama. Seorang pemimpin yang mengayomi akan mendengarkan kebutuhan dan aspirasi orang lain, serta bertindak dengan empati. Dalam pencegahan korupsi, pemimpin yang mengayomi akan berusaha menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan menumbuhkan kepercayaan antara rakyat dan pemerintah.
- Hang Uribi (Menyuburkan)
Pemimpin yang mengamalkan prinsip hang uribi bertugas untuk menumbuhkan dan memajukan lingkungan sekitar dengan cara yang sehat dan positif. Ini termasuk menciptakan sistem yang adil, berkelanjutan, dan jauh dari praktek korupsi. Pemimpin yang menyuburkan akan bekerja untuk kesejahteraan bersama dan tidak akan membiarkan korupsi berkembang.
- Ha Mayu (Membangun Keindahan)
Prinsip ini menekankan pada membangun kehidupan yang harmonis dan indah dengan memperhatikan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks pencegahan korupsi, pemimpin yang menerapkan prinsip ha mayu akan berusaha menciptakan suasana yang penuh dengan moralitas, kejujuran, dan keindahan sosial.
- Ha Mengkoni (Mengembangkan)
Pemimpin yang menerapkan prinsip ha mengkoni akan mengedepankan pengembangan diri dan masyarakat secara terus-menerus. Ini termasuk memperkuat kelembagaan, memberikan pendidikan moral, dan membangun sistem yang mendukung integritas serta pencegahan korupsi. Pemimpin yang mengembangkan akan selalu mencari cara-cara baru untuk meningkatkan sistem sosial dan pemerintahan agar lebih baik dan transparan.
- Ha Nata (Mengatur)
Prinsip ha nata berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin untuk mengatur dan menata segala sesuatunya dengan bijaksana. Ini termasuk menciptakan aturan yang jelas, adil, dan transparan. Dalam mencegah korupsi, pemimpin yang baik harus mampu mengatur sistem yang tidak memungkinkan adanya celah untuk penyalahgunaan kekuasaan, dengan menegakkan hukum dan etika secara konsisten.