Tetapi di dunia ini jangan harap segalanya lurus. Dalam kehidupan dunia nyata, keadaan kerap menjadi terbolak-balik. Ada orang menampilkan diri dengan sikap berbudi bahasa halus dan laku santun hanya untuk menutupi tindak kejahatannya. Tampak intelek dan berwajah ramah, ternyata terlibat tindak pidana merugikan negara.Â
Tak pelak, orang memang harus selalu ekstra hati-hati dalam memilih. Baik memilih teman, calon pasangan, calon mertua, calon wakil rakyat, calon pemimpin daerah maupun pemimpin bangsa. Akan bijaksana kalau sebelum memilih, apapun orientasi politik, ekonomi dan status sosialnya, lihat dulu penampilannya, dalami isi kepalanya, isi hatinya dan perilakunya. Keliru memilih bisa menimbulkan sesal setahun, lima tahun atau seumur-umur. Â Â
Kembali ke Heri Blek. Setelah keluar kerja, dia sempat menjajagi bermacam usaha semampunya sampai akhirnya membuka usaha angkringan. Dia tidak kawatir tampangnya akan menghalangi orang datang membeli dagangannya. Dia lebih khawatir pada hadirnya para preman berpenampilan halus yang mencoba meminta dengan paksa, memeras, mengambil keuntungan dari kerja keras orang lain. Heri Blek mengatakan akan melawan. Kesewenang-wenangan dan sikap mau menang sendiri memang harus dilawan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H