Tiga tahun aku jalani seperti itu, dengan mencoba berbagai macam pekerjaan sampingan. Dari mulai menjaga toko baju, sampai berjualan bakpao di sekolah.
Â
Karena tidak bisa setiap hari datang ke sekolah karena keterbatasan biaya, semua guru membuat nilaiku merosot karena absensi yang terlalu banyak. Padahal, jika aku fokus belajar dan terus masuk, aku pasti akan dapat juara 1 terus-menerus selama tiga tahun itu.
Â
Karena kejeniusanku, aku dipilih pihak sekolah untuk mengikuti lomba cerdas cermat antar sekolah. Sekolahku menang juara 3, dan aku bersyukur karena itu semua karena didikan Ayah yang keras mengenai pendidikan.
Â
Kendati demikian, ada hal yang membuatku sangat bangga terhadap Ayahku. Ayah pernah mengatakan, "Kalau kamu lapar, tinggal bilang saja, ya. Ayah mintakan gorengan ke Ibu kantin. Minumnya minta di ruang guru saja."
Â
Hatiku terenyuh.
Â
Apalagi Ayah selalu membawakanku makanan kecil, ketika aku sedang bermain bersama dengan teman-temanku. Aku menerimanya dengan senang hati, karena aku yakin Ayah sangatlah malu ketika meminta pada Ibu kantin terus-menerus.