Mohon tunggu...
Syarifuddin KhoirulMuis
Syarifuddin KhoirulMuis Mohon Tunggu... Guru - staf TU

tinggal di Ds. Sukosono. Kec. Kedung. Kab. jepara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

6 Januari 2024   23:45 Diperbarui: 7 Januari 2024   00:10 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, nilai beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Bentuk penerapannya yaitu berdoa pada saat apel pagi, saat hendak memulai pelajaran, serta saat mengakhiri pelajaran. Seorang guru juga harus menjelaskan adab ketika berdoa harus khusuk, menjelaskan kalau doa tidak akan dikabulkan kalau berdoa sambil bermain-main, dan meminta Kepada siswa agar mengulagi doanya kembali. Menjelaskan Kepada siswa tentang dasar-dasar agama sehingga mampu mengenali tuhannya dan mampu mengimplementasikan posisinya sebagai hamba dan sebagai warga negara Indonesia yang berlandaskan pancasila untuk berketuhanan Kepada yang maha esa.

Kedua, nilai gotong royong. Gotong royong sebagai profil pelajar pancasila mampu membimbing pelajar  Menjadi makhluk sosial yang memiliki kerendahan hati untuk saling membantu  satu  sama lain. Gotong royong memiliki kepekaan terhadap lingkungan. lingkungan Penting untuk menanamkan pada anak sifat gotong royong  sejak dini agar mereka mampu  bekerja dengan orang lain untuk mencapai  tujuan yang sama (Sitompul dkk, 2022). Nilai gotong royong juga sejalan dengan tujuan  Pendidikan kewarganegaraan berarti peserta didik menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Ketiga, nilai kreatif. Salah satu bentuk penerapannya di sekolah yaitu dengan membuat mading. Seorang guru melaksanakan program pembuatan mading yang dibantu bersama peserta didik, agar bisa menjadi wadah bagi peserta didik untuk menuangkan bakatnya yakni hasil karya peserta didik. Seorang guru dapat menyediakan ruang tersebut, Selain itu mading juga berperanan sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu informatif, komunikatif, rekreatif dan kreatif (UMAR, 2021).

Keempat, Nilai profil pelajar pancasila yang ditunjukkan yaitu berkebhinekaan global. Nilai tersebut diwujudkan dalam kegiatan silaturahmi dengan pimpinan sekolah, guru dan peserta  siswa, melalui perpisahan kelas 6. Melalui  silaturahmi antar elemen sekolah, apapun latar belakangnya  perbedaan agama, kebangsaan, adat istiadat, membentuk rasa saling menghormati, menghargai satu sama lain  satu sama lain. Dalam konteks ini, strategi pendidikan baru harus mendorong komunikasi  antara guru dan siswa. Kegiatan silaturrahmi memperkuat komunikasi antara guru dan siswa   lebih hangat (Sibagariang dkk, 2021).

Kelima, nilai mandiri. Seorang guru dengan inisiatif dan bekal pengetahuan mengenai protokol upacara, diimplementasikan pada peserta didik sebagai petugas upacara bendera. Guru melatih peserta didik agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Kemandirian siswa terlihat dari usahanya berlatih upacara bendera. Sebagaimana pentingnya kemandirian pelajar Pancasila,  yaitu siswa yang bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajarnya sendiri. Siswa sedang diadili   memahami bagaimana bertindak sebagai penyelenggara upacara sehingga dapat melaksanakannya  tugas pada hari upacara bendera.

Keenam, Nilai profil pelajar pancasila yang keenam adalah bernalar kritis. Nilai ini diterapkan oleh guru melalui kegiatan literasi dan numerasi terhadap peserta didik. Guru mengajarkan pengetahuan numerasi di kelas, dan membimbing kegiatan literasi yaitu membaca buku cerita, misalnya di perpustakaan sekolah. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.

Profil pelajar Pancasila, menuntut siswa untuk berpikir kritis  karena itu adalah keterampilan yang sangat dasar yang bekerja secara efektif  dalam berbagai bidang kehidupan. Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting dan wajib  diperkenalkan sejak dini, baik di rumah, sekolah maupun di  masyarakat. Pelajar Indonesia yang berpikir kritis  sehingga bisa  untuk mengambil keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan banyak hal informasi dan  fakta pendukung Siswa Indonesia yang berpikir kritis dapat mengolah informasi  baik secara kualitatif maupun kuantitatif secara obyektif, membuat keterkaitan antara yang berbeda-beda  informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkan. Karena,  Cita-cita pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam pendidikan yang baik   adalah sikap demokratis warga di sekolah dan masyarakat  keterampilan berpikir kritis (Slam, 2021).

PENUTUP

Kesimpulan

Mata pelajara PPKn yang merupakan  mata  pelajaran  yang memiliki fokus pada pembentukan karakter siswa, menjadi  salah  satu  solusi  untuk memberikan penguatan untuk meningkatkan cerminan profil pelajar Pancasila. Upaya yang dilakukan diantaranya  dengan adanya perencanaan pembelajaran PPKn untuk menguatkan profil pelajar Pancasila.  Perencanaan  tersebut disusun  dalam  bentuk  RPP  mata pelajaran   PPKn.   RPP tersebut terdiri  dari  berbagai  komponen seperti KI, KD, indikator, tujuan, metode,  media,  sumber  belajar, langkah-langkah kegiatan pembuka, kegiatan  inti,  kegiatan penutup   serta   teknik   penilaian yang diintegrasikan untuk penguatan profil pelajar Pancasila.

Pelaksanaan penguatan profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran PPKn dimulai dari hal   yang kecil seperti dengan memberi salam, berdoa, menyanyikan lagu wajib nasional,  dan  menutup  kembali dengan berdoa. Selain itu sebelum  kegiatan pembelajaran dimulai. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran    sesuai dengan  RPP  yang  telah  dibuat untuk   penguatan   profil   pelajar Pancasila. Pada proses pelaksanaan ini, guru sudah berupaya  mengoptimalkan pelaksanaan  RPP  dengan  sebaik mungkin  sehingga tujuan pembelajaran  dapat tercapai dengan  baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun