Mohon tunggu...
Syarifuddin KhoirulMuis
Syarifuddin KhoirulMuis Mohon Tunggu... Guru - staf TU

tinggal di Ds. Sukosono. Kec. Kedung. Kab. jepara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

6 Januari 2024   23:45 Diperbarui: 7 Januari 2024   00:10 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh:

Syarifuddin Khoirul Muis                   (231330001175)

Fina Mawaddah Warohmah               (231330001249)

 

PENDAHULUAN

Profil Pelajar Pancasila merupakan profil lulusan yang bertujuan  memberikan  karakter  serta  kompetensi  yang  diharapkan  diraih  serta menguatkan  nilai-nilai  luhur  Pancasila  peserta  didik  serta  para  pemangku kepentingan (Susilawati dkk,  2021).

Karakteristik  pelajar  Indonesia  yang  diharapkan  adalah  menjadi  sebuah Profil  Pelajar  Pancasila.  Profil  Pelajar  Pancasila yang  diharapkan  muncul dalam kegiatan pendidikan  di  Indonesia yang di muat dalam  6  dimensi.  Di mana enam dimensi tersebut tertuju pada penguatan karakter siswa. 

Berdasarkan data hasil survey karakter kemendikbudristek  jawa tengah 2021 Pengukuran tingkat capaian karakter siswa dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu 1) Belum terinternalisasi; 2) Perlu dikembangkan; 3) Berkembang; dan 4) Membudaya.

Pada jenjang SD, secara umum capaian tingkat karakternya berada pada tingkat berkembang, dengan nilai 2,13 (rentang 1-3). Nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 2,08. Dari 35 kab/kota yang ada di Jawa Tengah, semuanya berada pada tingkat berkembang.

Pada jenjang SMP, secara umum tingkat karakternya berada pada tingkat berkembang, dengan nilai 2,15 (rentang 1-3). Nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 2,08. Dari 35 kab/kota yang ada di Jawa Tengah, 28 Kab/kota tingkat karakternya berada pada tingkat berkembang, 7 kab/kota tingkat literasinya berada pada tingkat membudaya.

Berbeda dengan jenjang SD dan SMP, secara umum tingkat karakter pada jenjang SMA berada pada tingkat membudaya, dengan nilai 2,32 (rentang 1-3). Nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 2,18. Dari 35 kab/kota yang ada di Jawa Tengah, 27 Kab/kota tingkat karakternya berada pada tingkat membudaya, 8 kab/kota tingkat karakternya berada pada tingkat berkembang.

Berdasarkan data di atas, kita dapat mengetahui bahwa di jawa tengah tingkat capaian karakter di masing-masing jenjang pendidikan belum merata. Ada yang sudah di tingkat membudaya, ada juga beberapa sekolah yang capaian karakter siswanya masih di tingkat berkembang. Untuk itu kita membutuhkan sebuah upaya untuk penguatan terhadap karakter siswa, salah satunya melalui mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia. Keenam dimensi profil pelajar pancasila tersebut dapat dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaran yang mampu mengemban amanah untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila setiap anak bangsa Indonesia (Alanur dkk, 2022)

Berdasarkan latar belakang tersebut, penting adanya kajian terkait penguatan karakter pancasila pada pelajar yang bertujuan untuk mendeskripskan upaya penguatan profil pelajar pancasila melalui mata pelajaran pendidikan pancasila & kewarganegaraan sehingga mampu menggali lebih dalam dan penguatan karakter profil pelajar pancasila melalui pembelajaran PPKn tersebut dapat di kembangkan.

Pentingnya Penguatan Profil Pelajar Pancasila  Bagi Generasi Bangsa

Pembentukan karakter bangsa adalah kebutuhan dasar untuk menjadi suatu bangsa dan negara. Indikasi Penerapan Nilai-Nilai Mulia Ajaran Ceramah Ki Hajar Dewantara tentang Pancasila untuk pembentukan karakter Mahasiswa Para pendiri bangsa menyatakan, "Bangsa ini harus dibangun utamakan desain karakter karena desain karakter itu perlu mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya berharga Jika pembangunan karakter ini tidak dilakukan maka Indonesia akan terpuruk menyudutkan orang. Pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara digunakan untuk mengembangkan kehidupan ke arah yang positif. Perkembangan kehidupan ini ditujukan pada satu tujuan positif, yaitu peradaban pada hakikatnya umum duduk tegak, hormati orang tua dan orang lain yang kamu sukai bantuan dan sebagainya (Warsito dan Widodo, 2018).

Sebuah model pembelajaran Pendidikan Pancasila dilakukan terutama di lembaga pendidikan Perguruan tinggi masih hanya menerapkan pembelajaran pada penguasaan konsep saja. Pembelajaran lebih berorientasi pada masalah teoritis. Hasil belajar siswa lebih didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan. Menilai kinerja siswa mengabaikan pendidikan yang berharga. Kondisi ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia saat ini yang mencanangkan pentingnya pendidikan karakter (Warsito dan Widodo, 2018).

Upaya Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan

Upaya untuk mewujudkan karakter yang baik bagi siswa  tentu saja di setiap sekolah   di tuangkan ke dalam visi dan  misi sekolah agar bisa  mendukung tercapainya penguatan  Profil Mahasiswa Pancasila. Dalam visi  dan misi berisi entitas  apa yang ingin dicapai  sekolah.  Visi dan misi selaras  Pancasila dengan profil pelajar  menawarkan kelebihan tersendiri  ke masing-masing sekolah. Karena  kebutuhan analisis sekolah  apa visi dan misi saat ini  untuk berada dalam harmoni  Pelajar Pancasila

Misalnya menerapkan Budaya di sekolah yang terdiri dari beberapa seperti adanya 5S yaitu (senyum, sapa, salam, sopan dan santun), 11K (keamanan, ketertiban, keindahan, kebersihan, kesehatan, kekeluargaan, kerukunan, keimanan, kedisiplinan, kewaspadaan dan kebersamaan) selain itu ada Budaya 5R (Ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin). Salah satu upaya penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah juga diupayakan melalui program kerja yang akan dilaksanakan. Dengan adanya program kerja tersebut diharapkan dapat membantu sekolah dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila. Salah satu program yang dikembangkan yaitu pengabdian kepada masyarakat.

Beberapa nilai yang diterapkan harus selaras dengan visi dan misi sekolah. Upaya yang dilakukan untuk mereaslisasikannya yaitu melalui budaya, program dan pembelajaran berbasis kelas di sekolah. Nilai-nilai yang terkandung diantaranya yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, disiplin, kreatif, berpikir kritis, berkebhinekaan global dan gotong-royong. Dengan demikian, nilai-nilai profil pelajar Pancasila sudah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan di sekolah tersebut. Mengutib dari (Hardiyansyah & Arif, 2018)

Implementasi Profil Pelajar Pancasila Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan

pada Kurikulum merdeka belajar, mencoba mengarahkan pembelajaran  pada pembentukan profil pelajar Pancasila. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan pengembangan pelajar Pancasila dalam visi dan misinya. Oleh karena itu, diterbitkanlah panduan capaian pembelajaran setiap mata pelajaran di sekolah dasar, yang berkaitan dengan profil pelajar Pancasila, khususnya pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Penerapan profil siswa Pancasila berkaitan dengan pembelajaran pendidikan  Pancasila dan Kewarganegaraan tujuan pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar adalah untuk menumbuhkan pemikiran kritis, rasional dan berpikir  Kreatif, (Dewi dkk, 2022). Dibawah ini akan diuraikan implementasi profil pelajar pancasila dalam mata pelajaran pendidikan pancasila & kewarganegaraan melalui progam kampus mengajar.

Pertama, nilai beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Bentuk penerapannya yaitu berdoa pada saat apel pagi, saat hendak memulai pelajaran, serta saat mengakhiri pelajaran. Seorang guru juga harus menjelaskan adab ketika berdoa harus khusuk, menjelaskan kalau doa tidak akan dikabulkan kalau berdoa sambil bermain-main, dan meminta Kepada siswa agar mengulagi doanya kembali. Menjelaskan Kepada siswa tentang dasar-dasar agama sehingga mampu mengenali tuhannya dan mampu mengimplementasikan posisinya sebagai hamba dan sebagai warga negara Indonesia yang berlandaskan pancasila untuk berketuhanan Kepada yang maha esa.

Kedua, nilai gotong royong. Gotong royong sebagai profil pelajar pancasila mampu membimbing pelajar  Menjadi makhluk sosial yang memiliki kerendahan hati untuk saling membantu  satu  sama lain. Gotong royong memiliki kepekaan terhadap lingkungan. lingkungan Penting untuk menanamkan pada anak sifat gotong royong  sejak dini agar mereka mampu  bekerja dengan orang lain untuk mencapai  tujuan yang sama (Sitompul dkk, 2022). Nilai gotong royong juga sejalan dengan tujuan  Pendidikan kewarganegaraan berarti peserta didik menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Ketiga, nilai kreatif. Salah satu bentuk penerapannya di sekolah yaitu dengan membuat mading. Seorang guru melaksanakan program pembuatan mading yang dibantu bersama peserta didik, agar bisa menjadi wadah bagi peserta didik untuk menuangkan bakatnya yakni hasil karya peserta didik. Seorang guru dapat menyediakan ruang tersebut, Selain itu mading juga berperanan sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu informatif, komunikatif, rekreatif dan kreatif (UMAR, 2021).

Keempat, Nilai profil pelajar pancasila yang ditunjukkan yaitu berkebhinekaan global. Nilai tersebut diwujudkan dalam kegiatan silaturahmi dengan pimpinan sekolah, guru dan peserta  siswa, melalui perpisahan kelas 6. Melalui  silaturahmi antar elemen sekolah, apapun latar belakangnya  perbedaan agama, kebangsaan, adat istiadat, membentuk rasa saling menghormati, menghargai satu sama lain  satu sama lain. Dalam konteks ini, strategi pendidikan baru harus mendorong komunikasi  antara guru dan siswa. Kegiatan silaturrahmi memperkuat komunikasi antara guru dan siswa   lebih hangat (Sibagariang dkk, 2021).

Kelima, nilai mandiri. Seorang guru dengan inisiatif dan bekal pengetahuan mengenai protokol upacara, diimplementasikan pada peserta didik sebagai petugas upacara bendera. Guru melatih peserta didik agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Kemandirian siswa terlihat dari usahanya berlatih upacara bendera. Sebagaimana pentingnya kemandirian pelajar Pancasila,  yaitu siswa yang bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajarnya sendiri. Siswa sedang diadili   memahami bagaimana bertindak sebagai penyelenggara upacara sehingga dapat melaksanakannya  tugas pada hari upacara bendera.

Keenam, Nilai profil pelajar pancasila yang keenam adalah bernalar kritis. Nilai ini diterapkan oleh guru melalui kegiatan literasi dan numerasi terhadap peserta didik. Guru mengajarkan pengetahuan numerasi di kelas, dan membimbing kegiatan literasi yaitu membaca buku cerita, misalnya di perpustakaan sekolah. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.

Profil pelajar Pancasila, menuntut siswa untuk berpikir kritis  karena itu adalah keterampilan yang sangat dasar yang bekerja secara efektif  dalam berbagai bidang kehidupan. Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting dan wajib  diperkenalkan sejak dini, baik di rumah, sekolah maupun di  masyarakat. Pelajar Indonesia yang berpikir kritis  sehingga bisa  untuk mengambil keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan banyak hal informasi dan  fakta pendukung Siswa Indonesia yang berpikir kritis dapat mengolah informasi  baik secara kualitatif maupun kuantitatif secara obyektif, membuat keterkaitan antara yang berbeda-beda  informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkan. Karena,  Cita-cita pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam pendidikan yang baik   adalah sikap demokratis warga di sekolah dan masyarakat  keterampilan berpikir kritis (Slam, 2021).

PENUTUP

Kesimpulan

Mata pelajara PPKn yang merupakan  mata  pelajaran  yang memiliki fokus pada pembentukan karakter siswa, menjadi  salah  satu  solusi  untuk memberikan penguatan untuk meningkatkan cerminan profil pelajar Pancasila. Upaya yang dilakukan diantaranya  dengan adanya perencanaan pembelajaran PPKn untuk menguatkan profil pelajar Pancasila.  Perencanaan  tersebut disusun  dalam  bentuk  RPP  mata pelajaran   PPKn.   RPP tersebut terdiri  dari  berbagai  komponen seperti KI, KD, indikator, tujuan, metode,  media,  sumber  belajar, langkah-langkah kegiatan pembuka, kegiatan  inti,  kegiatan penutup   serta   teknik   penilaian yang diintegrasikan untuk penguatan profil pelajar Pancasila.

Pelaksanaan penguatan profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran PPKn dimulai dari hal   yang kecil seperti dengan memberi salam, berdoa, menyanyikan lagu wajib nasional,  dan  menutup  kembali dengan berdoa. Selain itu sebelum  kegiatan pembelajaran dimulai. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran    sesuai dengan  RPP  yang  telah  dibuat untuk   penguatan   profil   pelajar Pancasila. Pada proses pelaksanaan ini, guru sudah berupaya  mengoptimalkan pelaksanaan  RPP  dengan  sebaik mungkin  sehingga tujuan pembelajaran  dapat tercapai dengan  baik.

Saran

Esai ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan bahan ajar atau materi yang dapat digunakan pembaca untuk menjadi salah satu acuan dalam penelitian dalam mengkaji upaya penguatan profil pelajar pancasila melalui mata pelajaran pendidikan pancasila & kewarganegaraan. Selain itu kami menyadari bahwa esai ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan dan kekurangan baik dalam penulisan, pemahaman, dan sumber rujukan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk dapat memperbaiki makalah penulis selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat untuk semuanya amin.

DAFTAR PUSTAKA

Alanur, SN, Nawing, K., Septiwiharti, D., Syuaib, D., & Jamaludin, J. (2022). Pengembangan Bahan Ajar PPKn Bermuatan Nilai Profil Pelajar Pancasila sebagai Penguatan Karakter Kewarganegaraan Siswa. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan , 12 (2), 107-115.

Dewi, D. A., Nimaisa, G. S., & Amalia, S. P. C. (2022). Analisis Pemahaman Mahasiswa PGSD UPI CIBIRU Terhadap Mata Kuliah Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendas, 8(1), 15--28.

Hardiyansah, Y., & Arif, D. B. (2022). Upaya Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Mata Pelajaran Ppkn DI SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Jurnal PPKn: Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 10(2), 44-60.

Ronggo Warsito & Sahid Teguh Widodo. (2018). Implementasi Nilai-nilai Luhur Ajaran Ki hajar Dewantara dalam Perkuliahan Pendidikan Pancasila Untuk Mengembangkan Karakter Mahasiswa. Jurnal Pemikiran an penelitian Kewarganegaraan 13 (1), 1-22, 2018.

Sibagariang, D., Sihotang, H., & Murniarti, E. (2021). Peran Guru Penggerak Dalam Pendidikan Merdeka Belajar Di Indonesia. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(2).

Sitompul, E., Dhieni, N., & Hapidin, H. (2022). Karakter Gotong Royong dalam Paket Pembelajaran Sema. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4).

Slam, Z. (2021). Pembelajaran Make A Macth Online untuk Meningkatkan Kemampuan Bernalar Kritis Mahasiswa dalam Pendidikan Pancasila. Elementar : Jurnal Pendidikan Dasar, 1(1), 124--140.

Susilawati, E., Sarifudin, S., & Muslim, S. (2021). Internalisasi Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran Melalui Penerapan Profil Pelajar Pancasila Berbantuan Platform Merdeka Mengajar. Jurnal Teknodik, 25(2), 155.

UMAR, W. (2021). Meningkatkan Minat Baca Siswa Melalui Gerakan Majalah Dinding Kelas. SECONDARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Menengah, 1(3), 206--215.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun