Keempat, agar tidak lupa, maka guru merekamkan kembali pelajaran yang mereka kerjakan. Karena seperti kata Deddy Corbuzier, disleksia mudah lupa tetapi ia memiliki pendengar yang tajam.
Keenam, dikutip dari laman halodoc.com, metode yang lain yaitu membiasakan mengajak anak untuk berdiskusi tentang bacaan. Karena melalui membaca dan berdiskusi, otak anak terasah untuk mengetahui berbagai hal.
Siapa orang yang mau menderita disleksia? Tentu tidak ada. Tetapi menderita disleksia bukanlah suatu hal yang harus ditakuti. Setiap orang mampu mengatasinya. Bahkan banyak tokoh membuktikan mereka memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang biasa.
Jadi, setiap guru dan orangtua yang memiliki siswa atau anak yang disleksia, atau kelemahan apapun, difabel mungkin, dan lain-lain, mengertilah,
Setiap anak itu unik, memiliki kemampuan dan impiannya sendiri.
Bantu dan doronglah mereka untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H