Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Istirahatlah Kata-kata", Ketakutan dan Kerinduan

28 November 2019   13:48 Diperbarui: 28 November 2019   14:06 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: rappler.com

Setelah melihat film itu yang saya rasakan adalah perih. Hingga sekarang Widji Thukul tak diketahui apakah masih hidup atau sudah meninggal. Ia diduga diculik pada 27 Juli 1998. Tapi Widji Thukul tidak benar-benar hilang, puisi-puisinya masih relevan dengan kehidupan. Puisi-puisinya masih terus dibicarakan. Dan para aktivis Hak Asasi Manusia masih terus menyuarakan hak Widji Thukul untuk dikembalikan.  Seperti dalam puisinya "Aku Masih Utuh dan Kata-Kata Belum Binasa".

Aku bukan artis pembuat berita, tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa. Puisiku bukan puisi, tapi kata-kata gelap yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan. Ia tak mati-mati, meski bola mataku diganti. Ia tak mati-mati, meski bercerai dengan rumah, ditusuk-tusuk sepi. Ia tak mati-mati, telah ku bayar yang dia minta, umur-tenaga-luka. Kata-kata itu selalu menagih, padaku ia selalu berkata, kau masih hidup. Aku memang masih utuh dan kata-kata belum binasa.

Luka yang diderita oleh dua anak Widji Thukul, Wani dan Merah (begitu panggilan mereka), mengantarkan dua anak tersebut menjadi seorang seniman seperti bapaknya. Dalam MataNajwa: Penyeru Perlawanan pada 26 Agustus 2015, ketika mbak Najwa bertanya apakah Merah masih berharap pada pemerintah untuk menyelesaikan kasus bapaknya? Ia mengatakan bahwa ia tidak pernah percaya dengan harapan, selama hari ini ia masih bernyanyi, besok, hingga seterusnya terus bernyanyi, maka ia yakin akan ada yang mendengar, entah kapan.

Widji Thukul menitipkan pesan sebuah puisi untuk Wani melalui pakleknya, Susilo Wahyu,

Wani, Bapakmu Harus Pergi

Wani, bapakmu harus pergi. Kalau teman-temanmu tanya kenapa bapakmu dicari-cari polisi, jawab saja: "karena bapakku orang berani." Kalau nanti ibu didatangi polisi lagi, menangislah sekuatmu, biar tetangga kanan kiri datang, dan mengira ada pencuri masuk rumah kita.

Wani dalam MataNajwa: Catatan Perlawanan pada 29 Maret 2017 mengatakan "Dulu waktu saya masih kecil saya menyesali kenapa bapak pergi. Kenapa ini harus dialami keluarga saya. Tapi sekarang, seiring berjalannya waktu, saya sudah ikhlas. Bapak adalah orang yang dipilih Tuhan untuk menjalani ini semua. Kata-katanya bisa menjadi sangat ditakuti penguasa."

Sejarah orde baru, kisah Widji Thukul, dan kisah orang hilang lainnya merupakan sejarah kelam di Indonesia yang sarat akan makna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun