Mohon tunggu...
M. Sapwan
M. Sapwan Mohon Tunggu... Musisi - photo traveling di malang

saya dari Lombok

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lagu Berbahasa Lokal Sebagai Modal Dakwah Maulana Syaikh TGKHM. Zainuddin Abdul Madjid

9 Maret 2017   06:32 Diperbarui: 9 Maret 2017   16:00 2532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mari mengaji di Nahdlatul Banat

Setiap hari jangan terlambat

Urus diri mumpung kita masih sehat

Belajar mengaji di Nahdlatul Wathan

Agar tidak menyesal di akhirat

Belajar mengaji di Nahdlatul Banat

Agar tidak menyesal di akhirat

Lagu Sakit Jahil mengibaratkan orang yang tidak berilmu atau jahil sebagai orang yang sakit. Sakit adalah kondisi di mana badan didera rasa sakit, lemah, dan tak bisa beraktifitas dengan leluasa. Orang sakit mengalami tekanan tidak hanya fisik, tapi juga psikologinya. Tidak banyak pekerjaan yang bisa diperbuat oleh orang sakit. Paling hanya bisa berbaring di tempat tidur, kalaupun bisa bergerak, hanya mondar mandir ke kamar mandi, atau sekitar rumah saja sambil menahan sakit yang dideritanya.

Sakit lawannya sembuh. Jika ingin bergerak dan berpikir lebih sehat, maka ia harus diberi obat agar tersembuhkan. Tanpa obat maka tak mungkin bisa disembuhkan. Begitu logika berpikir dari lagu ini. Sang pencipta lagu menawarkan kesembuhan bagi mereka yang mengalami peyakit kebodohan.  Sakit jahil Ndek narak oatne, Selainan sik te beguru ngaji,artinya Sakit jahil itu tak mungkin diobati selain dengan berguru dan menggaji. Pada bait berikutnya pencipta langsung mengarahkan agar mereka yang sakit jahil untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan yang beliau dirikan yaitu Madrasah Nahdlatul Wathan.  Orang yang tidak berilmu harus diobati dengan belajar di dua madrasah utama yaitu Nahdlatul Wathan bagi yang pria dan Madrasah Nahdlatul Banat untuk yang wanita.

Pada bait berikutnya terdapat kalimat Rumu dirikte sampung masih sehat.Kalimat ini terjemahan bebasnya “asuhlah atau peliharalah diri selagi masa sehat. Kerjakanlah hal-hal yang berguna untuk kehidupan pribadi dan orang lain semasa badan masih sehat. Jika sudah sakit atau tak sehat lagi, maka yang ada adalah ketidakberdayaan. Kita tak punya daya lagi untuk belajar, mengaji, pergi ke tempat pengajian atau melakukan ibadah lain yang menuntut kehadiran kita secara fisik. Menggunakan waktu luang dengan maksimal, sebelum datangnya kesempitan, menggunakan waktu sehat sebelum datangnya rasa sakit, menggunakan waktu muda dengan baik sebelum datangnya masa tua, adalah anjuran Rasulullah SAW kepada ummatnya. Lagu ini memiliki semangat yang sama dengan ajaran nabi tersebut. Manusia diajarkan untuk menggunakan sebaik-baiknya waktu luang untuk belajar dan menuntut ilmu agar tidak timbul penyesalan di hari tuanya.

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(Hadits)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun