Beberapa penelitian menyebutkan bahwa perilaku seseorang yang gemar ingin terlihat kaya dengan barang mewah biasanya berhubungan dengan sifat narsistik atau anggapan bahwa dirinya sosok yang penting, gemar dengan perhatian, dan merasa dirinya lebih baik daripada orang lain.
Sedikides dan Hart pada penelitiannya mengenai narisisme dan konsumsi yang mencolok menjelaskan poin penting tentang konsumsi seorang narsisme yang dilihat dari alasan mereka melakukan konsumsi tersebut.Â
Penelitian ini memiliki dua alasan yang menarik tentang seorang narsisme dalam melakukan konsumsi, salah satunya adalah dari sisi materialisme, dan makna hidup.
Narsisme memiliki hubungan yang positif dengan materliasime. Begitu juga dengan materialisme dan konsumsi yang mencolok. Bahkan sebuah studi menunjukkan bahwa martialisme menjembatani hubungan antara narsisme dan prefensi terhadap barang mewah.
Makna hidup biasanya berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang. Di mana seseorang yang memiliki sifat narsisme memaknai perilakunya sebagai sesuatu yang memiliki tujuan.
Seorang narsisme mendapatkan makna dari "materi" dan secara khusus mengejar tujuan ekstrinsik (misalnya kesuksesan finansial, kelas status sosial yang tinggi, dan ketenaran), yang kemudian akan memotivasi dan memuaskan dirinya sendiri dalam bentuk pujian atau penghargaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H