Mohon tunggu...
Sapta Arif
Sapta Arif Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menyukai pepuisi, cerita-cerita, kopi, dan diskusi hingga pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Jangan Pernah Meninggalkan Seorang Perempuan Dalam Kesepian

5 Maret 2018   09:32 Diperbarui: 5 Maret 2018   09:57 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun, wajah Watson seketika berubah, ada sedikit cemas di rautnya. Kemudian dia diam. Berpikir agak lama, sambil memakan buah mangga itu pelan-pelan. Melirik istrinya lalu melirik pisau yang telah digunakan untuk mengupas mangga. Watson melihat sedikit bercak darah di ujungnya. Watson melotot, dan segera berlari ke dalam rumah lantaran hanya ada suara TV yang menyala dan ada rasa anyir darah di buah mangganya.

***

Perempuan adalah kota yang sepi, tetapi tidak mati. Ia memiliki banyak persimpangan, mobil tua yang kadang terparkir rapi, tidak jarang pula sembarangan di sudut-sudut jalan. Gedung-gedung yang menjulur tinggi, pemukiman, jalan yang lengang, lampu merah hijau di perempatan, sangat sepi. Namun tidak mati. Dia hanya menunggu, seseorang tinggal di dalamnya. Maka jangan heran, jika aku berpesan padamu: jangan pernah meninggalkan seorang perempuan dalam kesepian.

***

                                                                        Cafebaca, 02.45, Desember yang basah, 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun