Namun, wajah Watson seketika berubah, ada sedikit cemas di rautnya. Kemudian dia diam. Berpikir agak lama, sambil memakan buah mangga itu pelan-pelan. Melirik istrinya lalu melirik pisau yang telah digunakan untuk mengupas mangga. Watson melihat sedikit bercak darah di ujungnya. Watson melotot, dan segera berlari ke dalam rumah lantaran hanya ada suara TV yang menyala dan ada rasa anyir darah di buah mangganya.
***
Perempuan adalah kota yang sepi, tetapi tidak mati. Ia memiliki banyak persimpangan, mobil tua yang kadang terparkir rapi, tidak jarang pula sembarangan di sudut-sudut jalan. Gedung-gedung yang menjulur tinggi, pemukiman, jalan yang lengang, lampu merah hijau di perempatan, sangat sepi. Namun tidak mati. Dia hanya menunggu, seseorang tinggal di dalamnya. Maka jangan heran, jika aku berpesan padamu: jangan pernah meninggalkan seorang perempuan dalam kesepian.
***
                                    Cafebaca, 02.45, Desember yang basah, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H