"beneran tadi aku liat bayangan hitam gede trus matanya merah"
"udah kamu istirahat sana, kamu capek itu" ucap Septian
"yaudah yuuk San kita tidur aja" ajak Serra
Serra mengandeng Sania sampai ke kasur, dengan wajah yang masih pucat Sania menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Pagi harinya Sania mengintogasi Fia, tapi Fia enggan untuk bercerita. Sania berfikir mungkin Fia masih syok. Malam kedua kejadian aneh terulang kembali. Jam dua dini hari mereka dikejutkan dengan teriakan bang Arief yang menyebut nama Fia.
''San bangun! Ada yang teriak tuu sebut-sebut nama Fia'' Soffa yang mendengar teriakan tu langsung membangunkan yang lain. Sania yang masih ngantuk tapi kaget juga, ia melirik orang disebelahnya, padahal orang yang tidur disebelah Sania itu Fia, tapi ia tidak melihat Fia dikasur''lohh Fia kemana?''
''Makannya itu ayooo kita liat keluar yuu tadi kayanya ada yang teriak sebut nama Fia, aku kaget'' soffa, Miftah, Serra dan Nisa merisakku untuk keluar kamar dan melihat keadaan diluar. Mereka menyuruh Sania yang keluar lebih dulu. Depan pintu kamar Septian, lintang, Faraz dan Fai terbangun juga.
'' ehh San ada apa sii?'' sapa lintang yang juga kebangun
'' aku gak tau bang, ini baru mau aku lihat''
Mereka yang terbangun melihat Fia sedang berdiri diantara Arief dan Agung.
''Bang Fia kenapa?'' Tanya Sania pada AriefÂ
''Saya sama Agung lagi mabar ehh lihat Fia jalan tapi matanya merem, hampir aja tuu keluar halaman, saya tahan yaa masih kaya gini'' bang arief memberikan penjelasan.