Mohon tunggu...
Sani AwalilArzaqi
Sani AwalilArzaqi Mohon Tunggu... Lainnya - saya sedang menjalani study s1 farmasi di universitas islam sultan agung semarang

saya senang terkait sesuatu yang berkaitan dengan medis, minat dan bakat saya lebih banyak tertuang dakam olaahraga, sekarang saya sedang menjalani study s1 farmasi di unissula

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan, Hambatan, Ancaman, Dan Gangguan Dalam Implementasi Bela Negara Di Era Globalisasi

18 Desember 2024   13:41 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Pengertian Bela Negara

Bela negara bukan hanya kewajiban yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 dan Pasal 30 Ayat 1, tetapi juga merupakan panggilan moral bagi setiap warga negara. Bela negara melibatkan rasa tanggung jawab untuk mempertahankan eksistensi dan martabat bangsa.

Contoh sederhana bela negara meliputi:
*Menghormati simbol negara seperti bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan Pancasila.
*Ikut serta dalam pemilu untuk menentukan arah bangsa.
*Mendukung program pemerintah dalam berbagai sektor, seperti pendidikan dan kesehatan.

Bela negara relevan di era modern, bukan hanya dalam konteks militer, tetapi juga melalui pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi demi kesejahteraan rakyat.

2. Tujuan Bela Negara

Tujuan bela negara melampaui aspek pertahanan. Dalam konteks kemakmuran bangsa, bela negara bertujuan:
*Melindungi kedaulatan bangsa: Memastikan Indonesia tetap menjadi negara yang mandiri tanpa intervensi asing.
*Menciptakan stabilitas sosial: Bela negara mengajarkan toleransi, mengurangi konflik, dan menciptakan masyarakat yang harmonis.
*Mendorong pembangunan ekonomi: Dengan menciptakan inovasi dan mendukung ekonomi nasional, bela negara memperkuat ketahanan ekonomi untuk menghadapi persaingan global.

Kesadaran bela negara membentuk karakter warga negara yang tidak hanya taat hukum, tetapi juga berorientasi pada kemajuan bangsa.

3. Pilar Bela Negara untuk Kemakmuran Bangsa

a. Cinta Tanah Air

Cinta tanah air diwujudkan dengan menjaga dan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijaksana. Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, seperti tambang, lahan pertanian, dan perikanan. Cinta tanah air juga mencakup menghormati budaya lokal, seperti menjaga batik, tradisi gotong royong, dan bahasa daerah.
 contoh dari cinta air : Mahasiswa unissula mendukung program pemerintah dalam menciptakan generasi muda yang cinta tanah air melalui kegiatan akademik dan non-akademik.
Tantangan utama adalah pengaruh globalisasi, yang sering kali membuat generasi muda lebih mengagumi budaya asing dibandingkan budaya sendiri. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus menanamkan rasa bangga akan identitas bangsa.

Peran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)

Sebagai institusi pendidikan berbasis Islam dan kebangsaan, Unissula memiliki peran penting untuk mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut, antara lain:

1. Mahasiswa unissula meningkatkan Kesadaran Nasionalisme: Melalui kegiatan akademik dan non-akademik yang menanamkan cinta tanah air.

2.Unissula membentuk Karakter Islami: Mengintegrasikan nilai keislaman dalam setiap aspek pendidikan.

3. Unissula ikut serta dalam pengembangan Teknologi Positif: Mendorong mahasiswa menciptakan inovasi untuk kemajuan bangsa.

4. Pengabdian Masyarakat: Melibatkan mahasiswa unissula dalam program pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi kesenjangan sosial.

5. Menjadi Pusat Kajian Kebangsaan: Mahasiswa unissula melakukan riset yang relevan untuk mendukung kebijakan bela negara dan kemakmuran bangsa.

Hambatan:
*Kehilangan Identitas Nasional: Generasi muda lebih tertarik pada budaya asing dibandingkan budaya lokal, yang membuat rasa cinta tanah air berkurang.
*Kurangnya Kesadaran Lingkungan: Eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan menunjukkan kurangnya rasa cinta terhadap lingkungan sebagai bagian dari tanah air.

Gangguan:
*Budaya Asing yang Mendominasi: Masuknya budaya asing yang tidak sesuai nilai-nilai bangsa dapat melemahkan karakter masyarakat.
*Konflik Sosial-Budaya: Perbedaan pandangan antarkelompok mengenai adat atau tradisi sering kali memicu perpecaha

b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Kesadaran ini mencakup pemahaman bahwa kita adalah bagian dari bangsa yang majemuk, dengan lebih dari 1.300 suku bangsa. Menjaga harmoni dalam keberagaman menjadi salah satu bentuk bela negara.

Kesadaran bernegara juga menuntut warga negara untuk memahami peran pemerintah dan hukum. Masyarakat harus menjadi bagian dari solusi, bukan penyebab permasalahan seperti korupsi atau konflik sosial.

Hambatan:
*Egoisme Kelompok: Beberapa individu atau kelompok lebih mementingkan kepentingan pribadi/kelompok daripada kepentingan nasional.
*Kurangnya Pendidikan Nasionalisme: Banyak warga negara yang tidak memahami arti penting menjaga keutuhan bangsa.

Gangguan:
*Disintegrasi Nasional: Ketegangan suku, agama, dan ras dapat mengancam persatuan bangsa.
*Ketimpangan Sosial: Kesenjangan ekonomi memperlemah solidaritas sosial.

c. Patriotisme Ekonomi

Patriotisme ekonomi melibatkan kebanggaan dan dukungan terhadap produk dalam negeri. Dengan membeli produk lokal, kita membantu meningkatkan lapangan kerja, mendorong inovasi, dan memperkuat ekonomi nasional.

Misalnya, program Bangga Buatan Indonesia mendorong masyarakat untuk menggunakan produk lokal. Selain itu, generasi muda harus didorong menjadi pelaku usaha yang memanfaatkan sumber daya lokal.

Hambatan:
*Produk Lokal Kurang Kompetitif: Kurangnya inovasi, kualitas, atau branding membuat masyarakat lebih memilih produk impor.
*Ketergantungan pada Produk Luar Negeri: Banyak kebutuhan pokok bergantung pada impor, sehingga sulit untuk mendorong kemandirian ekonomi.

Gangguan:
*Persaingan Global: Produk luar negeri yang lebih murah dan berkualitas sering menguasai pasar lokal.
*Korupsi di Sektor Ekonomi: Penyalahgunaan anggaran dan kebijakan ekonomi menghambat pertumbuhan ekonomi nasional

d. Partisipasi Aktif dalam Pembangunan

Bela negara berarti mengambil peran aktif dalam membangun bangsa, sesuai kemampuan masing-masing. Contohnya:
*Pelajar: Belajar dengan giat untuk menjadi generasi penerus yang kompeten.
*Tenaga profesional: Berkontribusi melalui inovasi di bidang kesehatan, teknologi, dan pendidikan.
*Masyarakat umum: Menjaga kebersihan lingkungan, mendukung program pemerintah, dan terlibat dalam kegiatan sosial.

Hambatan:
*Minimnya Kesadaran Masyarakat: Banyak warga negara yang merasa tidak memiliki peran signifikan dalam pembangunan.
*Akses Terbatas: Warga di daerah terpencil sering kekurangan fasilitas dan informasi untuk ikut serta dalam pembangunan.

Gangguan:
*Birokrasi yang Tidak Efisien: Sistem birokrasi yang lambat dan korup sering kali menghambat partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
*Ketidakadilan dalam Pembangunan: Pembangunan yang tidak merata memicu kecemburuan sosial dan menghambat kemajuan bersama.

4. Implementasi Bela Negara dalam Kehidupan Sehari-Hari

Bela negara tidak memerlukan aksi besar, tetapi diwujudkan dalam tindakan kecil sehari-hari:
*Tertib Hukum: Mematuhi peraturan seperti membayar pajak tepat waktu dan tidak melanggar lalu

* mahasiswa unissula  memberikan seminar atau sosialisasi terkait pentingnya dalam


*Toleransi Beragama: Menghormati keyakinan orang lain tanpa menimbulkan konflik.
*Mendukung Program Sosial: Ikut serta dalam kegiatan yang membantu masyarakat kurang mampu, seperti donasi atau program pengentasan kemiskinan.
*Bijak Bermedia Sosial: Tidak menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan bangsa.

Hambatan:
*Kurangnya Keteladanan Pemimpin: Jika pemimpin tidak menunjukkan sikap bela negara, masyarakat sulit untuk mengikuti.
*Minimnya Sarana dan Prasarana: Fasilitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang tidak memadai membuat masyarakat sulit berpartisipasi aktif.

Gangguan:
*Hoaks dan Provokasi di Media Sosial: Informasi palsu dapat memecah belah masyarakat dan merusak keharmonisan sosial.
*Ketidakpercayaan terhadap Pemerintah: Korupsi atau kebijakan yang tidak populer menurunkan partisipasi masyarakat dalam bela negara.

5. Tantangan dan Ancaman terhadap Kemakmuran Bangsa

a. Ancaman Eksternal
*Globalisasi Ekonomi: Produk luar negeri yang lebih murah sering kali membuat produk lokal kurang kompetitif.
*Pengaruh Budaya Asing: Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai Pancasila dapat melemahkan identitas nasional.
*Keamanan Digital: Serangan siber dapat mengancam keamanan data nasional.

Hambatan:
*Ketergantungan Ekonomi: Banyak sektor ekonomi strategis dikuasai oleh investor asing.
*Perubahan Iklim Global: Ancaman lingkungan yang berskala global memengaruhi stabilitas ekonomi nasional.

Gangguan:
*Persaingan Dagang: Negara lain sering kali memanfaatkan kelemahan ekonomi Indonesia untuk menguasai pasar lokal.
*Serangan Siber: Sistem keamanan digital yang lemah dapat dimanfaatkan untuk mencuri data atau mengganggu layanan penting negara.

b. Ancaman Internal


*Korupsi: Penyalahgunaan kekuasaan merugikan keuangan negara dan menghambat pembangunan.
*Ketimpangan Sosial: Perbedaan ekonomi yang tajam dapat memicu konflik antarwarga.
*Krisis Lingkungan: Eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan merusak keseimbangan ekosistem dan mengurangi potensi kemakmuran di masa depan.

Untuk mengatasi ancaman ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun sistem yang adil dan transparan.

Hambatan:

* Korupsi dan Nepotisme: Praktik ini menghambat program pembangunan yang seharusnya membawa kesejahteraan bagi rakyat.

* Krisis Sosial: Ketimpangan ekonomi dan pendidikan dapat memicu konflik horizontal.

Gangguan:

* Radikalisme dan Separatisme: Kelompok-kelompok tertentu dapat mengancam persatuan dan keutuhan bangsa.

* Degradasi Moral: Kehilangan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan gotong royong membuat masyarakat sulit maju.


Kesimpulan

Hambatan dan gangguan yang ada harus diatasi dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan semua elemen bangsa. Solusi yang efektif melibatkan pendidikan nasionalisme, penguatan ekonomi lokal, penyebaran informasi yang benar, dan pembangunan yang merata agar bela negara dapat benar-benar menjadi motor untuk kemakmuran bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun