Mohon tunggu...
SANG GURU BIMBEL
SANG GURU BIMBEL Mohon Tunggu... Guru - Sang Guru Management

SANG GURU MANAGEMENT LKP SANG GURU LPK SANG GURU TOKO SG BEAUTY

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Senja di Hanjung

23 Oktober 2024   20:46 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raina tersipu, merasakan detak jantungnya berdebar lebih cepat. "Kau terlalu baik padaku, Han."

Han tertawa kecil, kemudian melangkah sedikit mendekat. Ia meraih tangan Raina perlahan, membuat Raina terkejut namun tidak menarik diri. Mereka berdiri berhadapan, angin laut mengibaskan rambut mereka.

"Raina," suara Han menjadi lembut, "Aku ingin kau tahu, sejak kau datang ke desa ini, aku tidak hanya merasa lebih hidup. Aku... merasa ada alasan lain untuk bangun setiap pagi. Alasan yang berbeda dari sebelumnya."

Mata Raina membesar, menatap Han yang kini begitu dekat. Ia merasa tubuhnya memanas meski angin sore terasa dingin di kulitnya. "Han, aku..."

Sebelum Raina bisa melanjutkan, Han mengangkat tangannya yang masih menggenggam tangan Raina dan berkata, "Aku tidak meminta jawaban apa pun sekarang. Aku hanya ingin kau tahu, aku selalu ada di sini untukmu. Apa pun yang terjadi."

Keduanya saling berpandangan dalam keheningan, dan di detik itu, segalanya terasa tepat. Raina merasakan hatinya terbuka lebih lebar dari sebelumnya. Tak ada lagi keraguan, hanya kehangatan yang mengisi dadanya.

Dengan lembut, Raina tersenyum dan menggenggam tangan Han lebih erat. "Terima kasih, Han. Aku... aku juga merasa begitu. Kau membuatku merasa diterima, lebih dari yang aku kira."

Han tersenyum lebar, dan seperti biasa, senyum itu menular pada Raina. Mereka kembali berjalan beriringan, dengan tangan yang masih saling menggenggam, melewati dermaga yang mulai diterangi sinar bulan.

Hari-hari berikutnya, hubungan mereka semakin dekat. Han sering datang ke klinik Raina dengan alasan-alasan kecil---membawa makanan dari pasar, memperbaiki hal-hal sepele di kliniknya, atau sekadar mampir untuk menyapa. Raina tahu bahwa Han mencari alasan untuk menghabiskan waktu bersamanya, dan jujur saja, ia tidak pernah keberatan.

Suatu malam, setelah pesta kecil di desa untuk merayakan festival panen, Han mengajak Raina ke bukit kecil di dekat pantai. Mereka duduk di atas selimut, memandang langit yang penuh dengan bintang.

"Kau tahu," Han mulai berbicara, "Di desa ini, ada sebuah mitos. Jika kau melihat bintang jatuh bersama seseorang yang spesial, permintaanmu akan terkabul."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun