Mohon tunggu...
SANG GURU BIMBEL
SANG GURU BIMBEL Mohon Tunggu... Guru - Sang Guru Management

SANG GURU MANAGEMENT LKP SANG GURU LPK SANG GURU TOKO SG BEAUTY

Selanjutnya

Tutup

Horor

Rumah Hening

22 Oktober 2024   13:10 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:33 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com/

Tapi malam itu, dalam euforia kekayaan yang baru saja ia raih, Arga mengabaikan semua peringatan. Yang ada di pikirannya hanyalah emas, kekayaan, dan kebebasan dari kemiskinan yang telah lama menghantuinya. Bayaran itu terasa terlalu jauh di masa depan untuk ia khawatirkan sekarang.

Ia keluar dari Rumah Hening dengan tangan penuh emas, tidak menyadari bahwa ia telah menyerahkan sesuatu yang jauh lebih berharga dari sekadar harta benda---jiwanya, keluarganya, masa depannya.

Setelah pertemuan dengan kakek misterius di pinggir hutan dan menjalani ritual gaib di "Rumah Hening", kehidupan Arga berubah secara drastis. Ketika ia melangkah keluar dari rumah tua itu, malam masih sunyi, namun perasaan aneh memenuhi hatinya. Seolah ada sesuatu yang mengikutinya dari kegelapan, namun rasa takut tertelan oleh gejolak kegembiraan dari janji kekayaan yang sebentar lagi akan ia terima.

Keesokan paginya, perubahan pertama mulai terlihat. Di ladang yang biasanya gersang dan tandus, tanaman jagung dan padi yang ia tanam tumbuh subur, lebih hijau dan tinggi daripada yang pernah ia lihat sebelumnya. Hujan yang sudah lama tidak turun, tiba-tiba mengguyur dengan deras seolah menghidupkan setiap jengkal tanahnya. Para tetangga yang biasanya mengejeknya kini terdiam, takjub melihat ladang Arga yang begitu subur dalam semalam.

Dalam beberapa minggu, hasil panennya melimpah, melebihi harapan siapapun. Para pedagang mulai berdatangan ke rumahnya, menawarkan harga tinggi untuk membeli hasil panen Arga. Dari hasil penjualan itu, Arga bisa melunasi semua utangnya, bahkan membeli ladang tambahan yang dulu diambil oleh saudagar kaya. Tidak lama kemudian, nama Arga mulai dikenal sebagai pria yang berhasil membalikkan nasibnya.

Namun, keberuntungannya tidak berhenti di sana. Entah dari mana, beberapa barang berharga seperti emas dan perhiasan tiba-tiba ditemukan di dalam tanah yang ia gali. Masyarakat desa mulai berbisik, menganggapnya sebagai orang pilihan dewa, atau mungkin orang yang diberkati. Arga tidak peduli, baginya yang terpenting adalah kekayaan terus mengalir tanpa henti. Rumah kecilnya yang dulu reyot kini berubah menjadi rumah megah, dengan dinding kayu kokoh dan halaman yang luas.

Ekspresi Arga berubah total. Dahulu, wajahnya selalu murung dan dipenuhi kecemasan. Namun kini, senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya. Matanya memancarkan kegembiraan yang penuh dengan keserakahan. Setiap hari ia memeriksa tumpukan emas yang semakin banyak, mengelus-elusnya seperti harta karun. Ia mulai merasakan kekuasaan atas orang-orang di sekitarnya, terutama mereka yang dulu merendahkannya. Sekarang, mereka datang meminta bantuan padanya. Dan Arga, dengan senyum sinis di wajahnya, memberikan mereka secuil, hanya untuk melihat mereka berlutut dan memohon lebih banyak.

Dalam perjalanan kekayaannya, Arga bertemu dengan Mira, seorang perempuan cantik dari desa sebelah. Mira adalah putri seorang pedagang kecil yang tertarik dengan ketenaran dan kekayaan Arga. Pada awalnya, Mira tidak terlalu memperhatikan Arga, tapi setelah mengetahui bagaimana kekayaan mengalir deras ke kantongnya, ia mulai mendekatinya. Arga, yang sudah lama merasa kesepian, melihat Mira sebagai pendamping yang sempurna untuk melengkapi kesuksesannya.

Arga tidak membutuhkan waktu lama untuk menikahi Mira. Pernikahan mereka digelar dengan mewah, pesta besar yang mengundang semua orang di Kampung Selaksa dan desa-desa sekitar. Setiap orang terpana melihat kemewahan pernikahan itu---makanan melimpah, pakaian indah, dan perhiasan yang menghiasi tubuh Mira bersinar terang di bawah cahaya matahari. Arga, yang dahulu hanya bermimpi tentang kehidupan seperti ini, kini menikmati setiap detiknya. Dengan Mira di sisinya, ia merasa seperti raja, tak terkalahkan dan memiliki segalanya.

Setelah beberapa tahun hidup dalam kemewahan yang luar biasa, Arga dan istrinya, Mira, dikaruniai dua anak yang melengkapi kebahagiaan mereka. Seorang anak lelaki yang mereka beri nama Bagas, dan seorang anak perempuan kecil bernama Laras. Keduanya tumbuh dengan sehat, wajah ceria mereka selalu menyinari rumah megah yang dibangun dari kekayaan yang tak habis-habisnya mengalir ke tangan Arga.

Bagas, dengan rambut hitam tebal dan mata cemerlang, adalah anak yang cerdas dan suka berlari ke sana ke mari di halaman rumah. Setiap pagi, tawa riang Bagas akan terdengar saat ia bermain bola, berlarian mengejar ayam-ayam di halaman. Laras, dengan rambut ikal dan pipi bulatnya, selalu berada di sisi ibunya, dengan suara tawa kecilnya yang manis mengisi rumah dengan kebahagiaan. Mereka adalah dua permata yang tidak ternilai bagi Arga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun