Cara yang tepat dilakukan Banal dan Lancung adalah dengan membuka yayasan dan rumah singgah untuk kaum dhuafa serta anak-anak terlantar. Cara tersebut benar-benar berhasil sehingga publik mengklaim Banal dan Lancung sebagai pengusaha sukses, dermawan dan baik hati.
*****
Entah kenapa persahabatan Banal dan Lancung merenggang. Bukan karena perbedaan agama atau usaha bareng ketenagakerjaan mereka.Â
Rupanya kehadiran seorang pegawai baru bernama Sulastri yang membuat persahabatan Bakal dan Lancung renggang.Â
Di satu sisi Lancung memperlakukan Sulastri semana-mena seperti pegawai lain, di sisi lain Banal mengistimewakan Sulastri dengan pegawai lain.Â
Sikap Banal yang mengistimewakan Sulastri bukan karena Banal menyukai Sulastri, sehingga Lancung merasa cemburu. Namun, Banal mengistimewakan Sulastri sedemikian rupa dikarenakan Sulastri seorang perempuan dari desa yang polos dan rajin dalam bekerja.Â
Lancung justru tidak menyukai kehadiran Sulastri yang dia anggap sebagai batu penghalang persahabatannya dengan Banal yang telah terawat sejak mereka kecil.
Hanya gara-gara Sulastri yang kata Banal perempuan polos dari desa yang rajin bekerja, Â persahabatan Lancung dengan Banal merenggang. Hal itu tentu tak Lancung percayai sepenuhnya.Â
Mulainya Lancung mencari tahu siapa sosok Sulastri bagi Banal. Namun Banal yang tahu rasa tak percaya Lancung, makin membuat Banal merasa tak percaya juga dengan Lancung. Makin renggang saja persahabatan kedua pria itu.Â
Di satu sisi, Sulastri yang tahu kerenggangan hubungan Banal dengan Lancung, diam-diam memanfaatkan keadaan itu.Â
Sulastri sengaja mengajak kekasihnya bekerja di perusahaan ketenagakerjaan Banal dan Lancung, dengan merayu dan berpura-pura mengatakan bahwa pacarnya adalah kakak sepupunya.Â