Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Banal dan Lancung

5 Juni 2024   23:45 Diperbarui: 6 Juni 2024   00:07 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka kembali masuk ke dalam sebuah mini market  waralaba. Ketika keluar, Banal dan Lancung terlihat sudah merokok sambil terkekeh.

Dari aksi kriminal kecil-kecilan, Banal dan Lancung melakukan aksinya yang lebih besar lagi di kemudian hari. 

***** 

Banal dan Lancung punya usaha bersama, usaha penyaluran tenaga kerja. Usaha itu mereka dirikan dari uang hasil kejahatan kecil-kecilan. 

Dari hanya 1-2 orang tenaga kerja, Banal dan Lancung berhasil memperkerjakan puluhan tenaga kerja. Banal dan Lancung sengaja memberi gaji tak sesuai UMP provinsi Jakarta. Sebab keduanya tahu masih banyak pengangguran di ibukota yang membutuhkan pekerjaan. 

Jika ada yang keberatan bekerja karena gajinya tak sesuai UMP, Banal dan Lancung tak segan mengeluarkan mereka. Sebab prinsip Banal dan Lancung sama, mereka berprinsip masih banyak orang yang mencari pekerjaan di Jakarta yang keras ini.

Dari cara memperkerjakan orang seperti itu, Banal dan Lancung justru makin sukses. Keduanya berhasil melebarkan sayap bisnis ketenagakerjaan.

Banal dan Lancung memang tak memiliki pendidikan tinggi. Mereka cuma sekolah di sekolah dasar dan tak sampai lulus. Menurut cerita, Banal dan Lancung berasal dari keluarga tak mampu. Orangtua mereka cuma kerja serabutan. 

Karena kerasnya ibukota, orangtua mereka bahkan sempat jadi preman dengan berkedok anggota sebuah organisasi kemasyarakatan. Namun dari situ orangtua mereka dapat hidup dan membesarkan anak-anaknya.

Karena usaha krtenagakerjaan makin besar, Banal dan Lancung memutuskan membeli ijazah setingkat strata satu. Mereka juga membeli sejumlah surat penghargaan sebagai mahasiswa teladan dan tak ketinggalan pula membeli penghargaan untuk perusahaan ketenagakerjaan terbaik seluruh Indonesia. 

Bermodal itu semua, Banal dan Lancung semakin dikenal sebagai pengusaha sukses. Untuk menutupi semua kebohongan dan cara-cara liciknya mendapatkan cuan, mereka rutin melakukan aksi sosial.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun