"Habitnya beda aja di Indonesia sama di luar. Skill adalah yang jadi patokan dan jelas kemampuan kita beradaptasi dan komunikasi juga penting harganya jelas materi dan kebanggaan." beber Chef Ali.
Selama bekerja di luar negeri, chef Ali mengaku lebih banyak mendapatkan pengalaman positifnya.
"Pengalaman yang mengenakan itu dihargai udah pasti, diperlakukan fair, kawan dari berbagai kebangsaan, gaji lebih bagus pastinya, bisa lihat banyak negara dan saya tahu yang orang lain banyak nggak tahu. Dan, jalan jalan di bayar." katanya seraya tersenyum.
Dibalik pengalaman positif, bekerja di luar negeri menurut chef Ali banyak juga pengalaman tidak mengenakannya. Salah satunya dia pernah terapung di Samudera Atlantik.
"Saya pernah mengapung satu harian di Samudra Atlantik kondisi engine kapal mati dan dinding kapal saking dinginnya tangan ditempelin lengket karena saking dinginnya pernah juga karena kapal tankernya dwtnya 9000-an berarti kapal kecil, saya pernah muntah ijo karena mabuk laut. Karena kapal kena ombak ekstrim."
"Pernah masuk ke Pelabuhan Avero ini di Portugal surganya Wine. Avero itu julukannya Venesianya Portugal. Tapi lebih banyak hal yang menyenangkan dari susahnya." kata Chef Ali mengenang.
Kembali ke pekerjaan sebagai chef di Indonesia, Indra Ali mengatakan kalau dirinya juga pernah memiliki pengalaman yang tak terlupakan sebagai chef, yakni terlibat dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.
"Saya pernah terlibat di event Nasional terakhir perhelatan PON Papua sebagai Chef yangg meng-handle wilayah Jayapura dan sekitarnya."
Bagi Chef Ali, bekerja di dalam dan di luar negeri terasa sekali perbedaannya.