Red lalu turun untuk bertukar posisi dengan Bee. Sewaktu mereka berjalan ke posisinya masing-masing, sebuah proyektil peluru melesat cepat dan mengenai lengan kiri Red.
"Slep!"
"Argh!"
Teriakan Red membangunkan Cloudy dan Rich yang masih tidur di kursi masing-masing. Cloudy segera menarik tangan kanan Red untuk masuk ke dalam mobil, lalu menyuruh adiknya untuk memacu mobil melanjutkan perjalanan. Cloudy segera mengambil kotak obat di bawah kursi pengemudi untuk menyumbat darah Red yang terus mengalir keluar membasahi kaosnya.
"Dor! Dor! Dor!"
Para pembunuh bayaran terus menembaki mobil Cloudy secara sembarangan. Rupanya anak buah Jecko melihat mobil Cloudy sejak Red beristirahat di stasiun pengisian bahan bakar minyak. Mereka baru menyerang rombongan Rich di perbatasan kota karena tidak ingin menarik perhatian media massa akibat ledakan di stasiun pengisian bahan bakar minyak.
Bee mengemudikan mobil SUV berwarna merah itu dengan penuh semangat. Mobil berbelok ke kanan dan ke kiri untuk menghindari proyektil peluru yang membuntuti mereka. Kaca belakang akhirnya pecah tertembus salah satu proyektil. Cloudy dan ketiga lainnya menunduk di balik kursi mobil mengantisipasi terkena proyektil peluru.
Para pembunuh bayaran itu terus mengejar rombongan Rich sambil melepaskan tembakan tanpa henti. Kedua mobil saling berkejar-kejaran di tengah hamparan sawah. Sebagian proyektil peluru mengenai tubuh para petani yang sedang menggembalakan kerbau untuk membajak sawah. Di saat itu, Cloudy mencoba menghubungi Orez untuk meminta bantuan.
"Halo, Kak. Tolong aku! Sejumlah pria di mobil belakang terus menembaki kami!" seru Cloudy saat Orez menjawab panggilan teleponnya.
"Posisimu sekarang di mana, dik?!" jawab Orez dengan nada panik.
"Aku baru melewati sebuah kincir angin raksasa berwarna biru! Kakak, segera tolong kami!"