Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Chase the Throne: Episode 4

27 September 2022   10:13 Diperbarui: 27 September 2022   10:20 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Red lalu turun untuk bertukar posisi dengan Bee. Sewaktu mereka berjalan ke posisinya masing-masing, sebuah proyektil peluru melesat cepat dan mengenai lengan kiri Red.

"Slep!"

"Argh!"

Teriakan Red membangunkan Cloudy dan Rich yang masih tidur di kursi masing-masing. Cloudy segera menarik tangan kanan Red untuk masuk ke dalam mobil, lalu menyuruh adiknya untuk memacu mobil melanjutkan perjalanan. Cloudy segera mengambil kotak obat di bawah kursi pengemudi untuk menyumbat darah Red yang terus mengalir keluar membasahi kaosnya.

"Dor! Dor! Dor!"

Para pembunuh bayaran terus menembaki mobil Cloudy secara sembarangan. Rupanya anak buah Jecko melihat mobil Cloudy sejak Red beristirahat di stasiun pengisian bahan bakar minyak. Mereka baru menyerang rombongan Rich di perbatasan kota karena tidak ingin menarik perhatian media massa akibat ledakan di stasiun pengisian bahan bakar minyak.

Bee mengemudikan mobil SUV berwarna merah itu dengan penuh semangat. Mobil berbelok ke kanan dan ke kiri untuk menghindari proyektil peluru yang membuntuti mereka. Kaca belakang akhirnya pecah tertembus salah satu proyektil. Cloudy dan ketiga lainnya menunduk di balik kursi mobil mengantisipasi terkena proyektil peluru.

Para pembunuh bayaran itu terus mengejar rombongan Rich sambil melepaskan tembakan tanpa henti. Kedua mobil saling berkejar-kejaran di tengah hamparan sawah. Sebagian proyektil peluru mengenai tubuh para petani yang sedang menggembalakan kerbau untuk membajak sawah. Di saat itu, Cloudy mencoba menghubungi Orez untuk meminta bantuan.

"Halo, Kak. Tolong aku! Sejumlah pria di mobil belakang terus menembaki kami!" seru Cloudy saat Orez menjawab panggilan teleponnya.

"Posisimu sekarang di mana, dik?!" jawab Orez dengan nada panik.

"Aku baru melewati sebuah kincir angin raksasa berwarna biru! Kakak, segera tolong kami!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun