Petualangan seru dalam kehidupan anak dapat diperolehnya bukan hanya dari kunjungan ke banyak lokasi wisata atau mengikuti berbagai lomba dan kejuaraan olah raga tertentu. Namun, petualangan seru dapat diperoleh anak dari segala macam interaksi melalui beragam kegiatan yang dilakukan bersama keluarga maupun teman-teman dalam kegiatan rutinnya.Â
Petualangan seru secara tidak langsung akan membentuk karakter mandiri dan berani di dalam jiwa anak. Kedua karakter positif ini akan membentuk pola pikir dan mental juara dari anak sehingga mereka menjadi lebih tangguh dan terlatih untuk mengambil keputusannya sendiri.
Ironisnya, sebagian orangtua masih berpikiran negatif saat anak melakukan petualangan seru dengan caranya sendiri. Petualangan seru dianggap orangtua sebagai kegiatan yang membahayakan diri anak dan merepotkan mereka. Misalnya, saat anak terjatuh dari sepeda hingga kakinya patah, maka orangtua merasa direpotkan anak karena harus membawanya ke rumah sakit serta mengeluarkan biaya mahal selama pengobatan.
Orangtua kerap kali menggunakan alasan-alasan ini sebagai senjata pembunuh bakat dan kreativitas anak.Â
Sebagian orangtua bahkan berusaha untuk membuat anak menjalani kehidupan yang membosankan hingga mereka tumbuh sebagai pribadi yang tidak percaya diri dan sangat bergantung pada orangtua.
Alasan pembunuh kreativitas anak tersebut sepenuhnya tidak berhubungan dengan suku bangsa atau tingkat sosial dari keluarga, melainkan dari karakter serta mentalitas orangtua itu sendiri.
Keturunan dalam suatu keluarga seharusnya dipersiapkan secara fisik dan mental. Di sinilah peranan orangtua sangat dominan di dalam keluarga. Ketahanan fisik meliputi kesehatan, keutuhan bentuk fisik, hingga kekuatannya dalam beraktivitas di dalam dan di luar rumah.Â
Ketahanan mental meliputi kedisiplinan, kerajinan, keberanian, hingga kemampuannya beradaptasi dalam setiap kondisi dalam hidup. Petualangan seru menjadi salah satu pembentuk mental berupa keberanian dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
Orangtua perlu mengingat bahwa pada dasarnya anak-anak merupakan pribadi yang bebas. Mereka suka melakukan banyak aktivitas 'unik' yang terkadang tidak terpikirkan oleh orangtua. Seperti pada saat anak merangkak keluar dari kasur untuk belajar berdiri, mereka akan merangkak menuju meja makan lalu berusaha berdiri dengan memegang taplak meja makan.Â
Namun, anak kehilangan keseimbangan karena taplak meja tidak kuat menahan berat tubuhnya. Anak pun jatuh terlentang bersama makanan di atas taplak meja makan yang tumpah menutupi wajah hingga seluruh tubuhnya.
Sebagian orangtua melihatnya sebagai kejadian yang menjengkelkan. Orangtua merasa kesal karena mereka harus membersihkan makanan yang jatuh dan berserakan di lantai rumah serta membersihkan tubuh sang anak yang kotor akibat tumpahan makanan.Â