Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rahasia Cara Bernegosiasi Antara Orangtua dengan Anaknya

25 April 2022   23:03 Diperbarui: 26 April 2022   09:03 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi interaksi anak dan orangtua. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ketiga level latihan negosiasi pada anak belumlah cukup untuk melatih mereka. Ketiga level ini barulah pondasi untuk melatih mental anak agar lebih tangguh saat berhadapan dengan penolakan dari orang lain. Melalui ketiga level ini, anak akan belajar hidup mandiri dan tidak menjadi pribadi manja.

Bernegosiasi dalam keluarga juga dapat dilatih dengan cara melibatkan anak untuk ikut mengambil keputusan dalam rencana keluarga. Dengan melibatkan mereka dalam urusan keluarga, maka anak akan belajar mengambil tanggung jawab sebagai anggota keluarga. Anak akan merasa memiliki keluarga dan menyayangi semua anggota keluarganya. Rasa sayang anak pada keluarga akan membuat mereka melindungi keluarga di segala macam kondisi.

Contoh paling mudahnya yaitu melibatkan anak untuk bersama-sama menentukan lokasi berlibur. Ada baiknya, orangtua menanyakan alasan dan pemikiran anak yang memilih tempat liburan. Latihan ini membuat anak untuk berani berbicara menyampaikan ide dan pemikirannya. Dengan begitu, mereka akan mudah beradaptasi dan membaur dengan orang lain secara mandiri tanpa malu-malu.

Negosiasi menjadi salah satu latihan untuk meningkatkan pertumbuhan otak anak. Ingatlah bahwa otak anak sama dengan otak orang dewasa. Otak anak akan berfungsi maksimal jika orangtua dengan rajin melatihnya. Tidak ada anak yang bodoh di dunia ini. Semua anak pada dasarnya pintar tergantung cara orangtua memperlakukan mereka dan melatihnya sejak kecil. 

Adakalanya anak harus dilatih berpikir sesuatu di luar usianya, tujuannya untuk memicu otaknya bekerja. Saat otak bekerja, maka otak baru dapat tumbuh. Saat otak anak tumbuh, maka segalanya akan lebih mudah diingatnya.

Berikut ini adalah cara bernegosiasi dengan anak dalam segala situasi. Ada tiga cara sederhana bagi orangtua untuk memenangkan negosiasi dengan anak, terutama saat anak menangis dengan penuh kemarahan.

1. Biarkan anak menyelesaikan tangisannya

Negosiasi adalah tarik ulur kesepakatan. Satu sisi anak memaksa meminta sesuatu, di sisi lainnya, orangtua menolak permintaannya itu. Penolakan dari orangtua dianggap anak sebagai perlawanan atas egonya. Karena anak tidak terbiasa mendapatkan penolakan, maka mereka melampiaskan kemarahannya dengan cara menangis.

Orangtua tidak perlu malu saat anaknya berteriak menangis di tempat umum. Umumnya, saat orangtua merasa malu, mereka langsung menyetujui permintaan sang anak. Ingat, begitu persetujuan diberikan karena anak menodong orangtua dengan senjata berupa tangisan, maka selamanya dia akan menggunakannya untuk meminta lainnya.

Orangtua cukup melihat sang anak tanpa bersuara. Pandang wajahnya dengan berdiri bukan jongkok atau duduk. Posisikan bahwa orangtua sebagai pemimpin, bukan pembantu atau temannya. Jadi, jangan biarkan anak bersikap kurang ajar pada orangtua. Jangan biarkan anak meremehkan orangtua dengan cara mereka mempermalukan orangtua di depan umum.

Jangan sekali-kali orangtua berpura-pura pergi meninggalkan anak yang menangis. Tindakan itu akan membuat proses negosiasi berantakan. Orangtua tetap tenang menatap anaknya dan tidak perlu melihat orang lain yang melintas di sekelilingnya. Orangtua terus menatap wajah anak sampai dia berhenti menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun