5. Membaca Buku Sastra sebagai Penghalus Jiwa
Sebuah penelitian lainnya juga dilakukan berkenan dengan hasil dari kegiatan membaca membaca. Creativity Research Journal memuat hasil penelitian tiga ilmuwan dari University of Toronto, Kanada, yang komandoi oleh seorang psikolog, Maja Djiki. Singkatnya, kesimpulan dari penelitian tersebut adalah temuan suatu obat penawar yang ternyata sangatlah praktis dan murah. Kita cukup membaca karya fiksi atau sastra bermutu saja supaya terhindar dan terlepas dari gangguan rasa ketidaknyamanan (kegelisahan).
Dalam proses penelitian tersebut, mereka mengumpulkan 100 mahasiswa untuk kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Para peniliti meminta satu kelompok untuk memilih 1 di antara 8 pilihan esai karya orang-orang hebat seperti George Bernard Shaw, Paul Bowles, serta Jean Stafford. Sementara itu, kelompok kedua diminta untuk memilih dan membaca satu karya cerpen (cerita pendek).
Cerita-cerita pendek itu ditulis oleh penulis kenamaan seperti Wallace Stegner dan Stephen Jay Gould. Seusai membaca esai atau cerpen yang diminta, para mahasiswa-mahasiswa ini diperintahkan mengisi survei guna mengukur kebutuhan mereka akan kepastian dan stabilitas. Penelitian ini menggunakan model pengukuran Need for Cognitive Closure Scale yang diperkenalkan Kruglanski.
Hasilnya, studi ini menemukan bahwa mahasiswa dengan bacaan cerita pendek memiliki skor lebih rendah daripada mereka yang membaca esai, yang berarti mereka "kurang bermasalah" pada ketidakpastian. Djiki menegaskan, "Paparan karya sastra cukup dapat menawarkan cara baru bagi seseorang untuk lebih berpikiran terbuka." Barangkali inilah yang dimaksud 'buku sastra sebagai penghalus jiwa' oleh Muhammad Iqbal.
Demikian 5 bahan bacaan yang dapat kita praktikkan dalam keseharian hidup kita menurut seorang Muhammad Iqbal, mengingat beberapa manfaatnya yang cukup luas. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI