Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

5 Bahan Bacaan Wajib Setiap Hari

17 Juni 2023   01:04 Diperbarui: 24 Juni 2023   16:40 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Sandy Novan Wijaya 

Membaca merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas dua anggota tubuh manusia, yakni aktivitas otak dan mata. Kedua organ manusia ini saling bekerjasama dalam menimbulkan kesan berupa pengetahuan dan pengalaman tidak langsung dari susunan huruf hingga membentuk struktur kalimat, yang tentu saja kesemuanya digerakkan oleh berjuta-juta saraf yang saling terhubung satu sama lain.

Membaca bagi umat Muslim memiliki keutamaan sendiri mengingat ayat pertama dari Al-Qur'an yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad Shallalhu 'alaihi wasallam adalah perintah membaca. Lantas, apa saja yang perlu dibaca umat Muslim selain Al-Qur'an? Seorang cendekiawan asal Pakistan, Muhammad Iqbal, merekomendasikan 5 bahan bacaan yang sangat penting untuk kita baca setiap hari. Lebih jelasnya, yuk simak selengkapnya di bawah ini!

Bahan Bacaan Bermutu

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa membaca sedemikian pentingnya sehinggga tertulislah perintah untuk membaca di dalam kitab suci umat Islam. Kendati begitu, manfaat yang kita dapatkan dari aktivitas membaca berbanding lurus dengan kualitas atau mutu informasi yang kita baca. Meski tidak ada ukuran baku mengenai bacaan yang bermutu, 5 bahan bacaan di bawah ini perlu kita dijadikan rutinitas di sepanjang kehidupan menurut Muhammad Iqbal:

1. Membaca Al-Qur'an (Kitab Suci).

2. Membaca bacaan terkait ilmu pengetahuan yang sedang atau ingin didalami.

3. Membaca bacaan tentang sesuatu yang belum dikuasai.

4. Membaca bacaan tentang informasi yang sedang hangat diperbincangkan.

5. Membaca karya sastra.

Mari kita telaah satu per satu 5 poin di atas secara mendalam.

1. Membaca Al-Qur'an (Kitab Suci)

Bagi umat Muslim, sepatutnya bacaan yang satu ini dijadikan "konsumsi" sehari-hari dalam mengiringi segala aktivitas di kehidupannya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berkenaan dengan ganjaran yang akan diperoleh pada saat membaca Al-Qu'ran.

"Siapa saja membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya".

Perlu kita garis bawahi pada redaksi "satu huruf". Surah yang terdiri dari 47 huruf ini merupakan sebuah surah yang kemungkinan besar dihapal oleh hampir semua umat Muslim di dunia. Dengan menilik hadits Nabi tersebut, itu artinya dalam sekali duduk sembari membacanya, kita akan mendapatkan 47 kebaikan yang telah digaransi oleh Rasulullah.

Kita tahu bahwasannya Al-Qur'an bukan sekadar kalam suci yang berupa ganjaran pahala. Al-Qur'an juga merupakan petunjuk dalam mengarungi lika-liku kehidupan seorang Muslim. Sesuatu yang tercipta sudah pasti akan banyak menemui aral rintangan yang sulit untuk dapat diselesaikan sendiri, dalam hal ini Sang Maha Pencipta lah yang paling memahami kelemahan makhluk ciptaan-Nya.

Al-Qur'an tidak hanya berisi ancaman siksaan maupun janji-janji kenikmatan surgawi. Sama rasionalnya seperti hukum-hukum eksakta yang memuat suatu sebab untuk kemudian menghasilkan akibat, Tuhan tidaklah memberi suatu petunjuk tanpa jaminan jalan keluar. Dengan kata lain, tiada suatu persoalan pun di dunia tanpa penyelesaian secara sempurna yang termuat di dalam kitab suci-Nya.

Maka, sudah seharusnya kita sebagai umat Muslim-maupun apa pun kepercayaan yang kita anut-selama kita mengaku umat beragama, menjadikan kitab suci yang diwahyukan Tuhan sebagai bacaan prioritas dalam kehidupan.

2. Membaca Bacaan tentang Ilmu yang sedang Didalami

Poin ini tentu saja berkaitan dengan profesi atau keahlian seseorang. Profesionalitas sangat penting di masa sekarang. Kita tahu bahwa keterampilan seorang atlit, pengusaha, politisi, maupun profesi lainnya akan sangat berguna di dalam dunia kerja. Seseorang tidak akan mampu menjalankan amanah pekerjaan dengan kapasitas ilmu yang seadanya. Semakin mendalam penguasaan ilmu seseorang dalam pekerjaannya, semakin besar pula hasil yang didapatkannya.

Cristiano Ronaldo mungkin adalah contoh tepat yang berkaitan dengan bagaimana seseorang terus berupaya untuk menekuni profesi yang sedang dijalaninya. Dalam sebuah pernyataan yang pernah dibagikannya, Ronaldo menjalani masa kecil yang sulit. Sebelum Sir Alex Ferguson-pelatih legendaris klub sepakbola Manchester United, menemukan bakat hebat Cristiano Ronaldo.

Bocah kelahiran Madeira, Portugal, itu hanyalah anak muda yang bermimpi menjadi pesepakbola hebat di masa depan. Bahkan, entah serius atau tidak, Ibunya pernah mengungkapkan bahwa ia pernah berniat menggugurkan Ronaldo saat masih di dalam kandungan. Suatu ketika ia bersama  seorang temannya, Miguel Paixao, tengah menonton pertandingan Real Madrid.

Ronaldo pernah berceloteh kepada rekannya tersebut tentang rencana ambisiusnya di masa depan. "Aku akan bermain di sana (Madrid) suatu hari nanti," ungkapnya, yang lantas disambut tawaan sinis oleh Miguel. "Aku serius, suatu hari aku akan mengenakan baju itu," tegasnya kemudian.

Waktu merambat dengan cepat, Ronaldo mampu mewujudkan cita-citanya menjadi pemain Real Madrid. Bahkan, prestasi demi prestasi hebat ia torehkan saat bermain di Real Madrid. Berbagai gelar bergengsi individu maupun tim berhasil diraih oleh sang pemain.

Tercatat, ia berhasil menggondol trofi Ballon d'Or (penghargaan untuk individu) sebanyak empat kali, dan empat kali pula meraih gelar juara Liga Champions saat merumput bersama klub Spanyol tersebut. 

Mendekati karir senjanya, yaitu usia yang ke-35 tahun, ia masih bermain bersama Juventus di Italia, lalu kembali berseragam Manchester United di usia ke-37 tahun, klub yang telah membesarkan namanya tersebut.

Dan kini, ia masih aktif bermain membela klub Arab Saudi, Al-Sadd. Pelajaran yang sangat penting terutama bagi diri penulis pribadi.

3. Membaca tentang Pengetahuan Umum (yang Belum Dikuasai)

Poin ketiga ini masih berkaitan dengan poin sebelumnya. Akan sangat baik jika kita terus berusaha untuk memanfaatkan sebuah perangkat bernama otak demi tujuan menambah wawasan. Dan pastinya juga, membaca dan mengetahui pengetahuan ini dapat membantu kita untuk mengembangkan seluruh potensi yang belum pernah kita gali. Namun, pastikan hal ini masih berkaitan dengan ilmu yang kita suka dalam membaca dan mempelajarinya.

4. Membaca Berita tentang Informasi Teraktual

Informasi aktual (up-to-date) bukan berarti bentuk berita dalam arti kurang positif. Sebab, salah-salah malah kita sendiri yang ikut terbawa ke dalam arus informasi macam hoax, ujaran kebencian, adu domba, dan lain sebagainya. Tentu saja berita-berita yang positif akan sangat membantu kita, dalam mengetahui mengenai apa yang tengah terjadi pada dunia yang kita tempati. 

Sebaliknya, kita tahu bahwa berita negatif yang disebarkan media massa bisa memicu stres, ketakutan, kecemasan, bahkan prasangka buruk bagi pembaca atau penonton. Temuan ini dijabarkan dalam survei yang dilakukan oleh American Psychological Association pada 2017.

Survei yang dilakukan terhadap 3.440 warga AS berusia ke atas 18 yang dilaporkan lewat situs mereka menyatakan bahwa sebanyak 95% responden membaca berita secara rutin. Dari total persentase itu, sebanyak 56 persen responden menyatakan bahwa aktivitas tersebut membuat mereka stres, serta 72% responden mengaku bahwa pemberitaan media massa dikemas secara berlebihan. Artinya, berdasarkan penelitian tersebut kita akan dapat memperoleh hasil sebaliknya dengan hanya mengakses berita-berita yang positif.

5. Membaca Buku Sastra sebagai Penghalus Jiwa

Sebuah penelitian lainnya juga dilakukan berkenan dengan hasil dari kegiatan membaca membaca. Creativity Research Journal memuat hasil penelitian tiga ilmuwan dari University of Toronto, Kanada, yang komandoi oleh seorang psikolog, Maja Djiki. Singkatnya, kesimpulan dari penelitian tersebut adalah temuan suatu obat penawar yang ternyata sangatlah praktis dan murah. Kita cukup membaca karya fiksi atau sastra bermutu saja supaya terhindar dan terlepas dari gangguan rasa ketidaknyamanan (kegelisahan).

Dalam proses penelitian tersebut, mereka mengumpulkan 100 mahasiswa untuk kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Para peniliti meminta satu kelompok untuk memilih 1 di antara 8 pilihan esai karya orang-orang hebat seperti George Bernard Shaw, Paul Bowles, serta Jean Stafford. Sementara itu, kelompok kedua diminta untuk memilih dan membaca satu karya cerpen (cerita pendek).

Cerita-cerita pendek itu ditulis oleh penulis kenamaan seperti Wallace Stegner dan Stephen Jay Gould. Seusai membaca esai atau cerpen yang diminta, para mahasiswa-mahasiswa ini diperintahkan mengisi survei guna mengukur kebutuhan mereka akan kepastian dan stabilitas. Penelitian ini menggunakan model pengukuran Need for Cognitive Closure Scale yang diperkenalkan Kruglanski.

Hasilnya, studi ini menemukan bahwa mahasiswa dengan bacaan cerita pendek memiliki skor lebih rendah daripada mereka yang membaca esai, yang berarti mereka "kurang bermasalah" pada ketidakpastian. Djiki menegaskan, "Paparan karya sastra cukup dapat menawarkan cara baru bagi seseorang untuk lebih berpikiran terbuka." Barangkali inilah yang dimaksud 'buku sastra sebagai penghalus jiwa' oleh Muhammad Iqbal.

Demikian 5 bahan bacaan yang dapat kita praktikkan dalam keseharian hidup kita menurut seorang Muhammad Iqbal, mengingat beberapa manfaatnya yang cukup luas. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun