Mohon tunggu...
samuel purba
samuel purba Mohon Tunggu... Administrasi - PNS, pemerhati sosial

Penikmat alam bebas dan bebek bakar; suka memperhatikan dan sekali-sekali nyeletuk masalah pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan; tidak suka kekerasan dalam bentuk apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Abang (2)

8 Maret 2024   15:13 Diperbarui: 12 Maret 2024   20:00 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini kita berbicara dengan diam

Aku menikmati setiap kata yang merangkai dengan sendirinya di kesunyian

membiarkannya menggandeng tanganku ke semua memori masa lalu

yang pernah kita jalani bersama

Masa kecil yang indah, masa remaja yang merekah

dan menjadi mulia setelah kau mendewasa  

dalam pengorbananmu yang selalu melekat di jiwamu, sang sulung

Kalaupun kini aku menangis, itu bukan lagi tanda kesedihan

Aku menangis karena masih bisa merasakan cintamu, terutama dalam dimensi yang tidak lagi sama

Aku membiarkan semua yang kini bersamamu menghiburku

Dedaunan, angin, nyamuk, rumput, tanah, debu, batu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun