Mohon tunggu...
Samuel Henry
Samuel Henry Mohon Tunggu... Startup Mentor -

JDV Startup Mentor, Business Coach & Public Speaker, IT Business Owner, Game Development Lecturer, Hardcore Gamer .........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lebih Dekat dengan Terorisme: Peran Teknologi di Dalamnya

10 April 2016   18:47 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teroris modern tidak hanya mengincar daerah yang “ramai” dan “populer” saja. Mereka juga bisa mengincar tempat dan orang tertentu dengan tujuan untuk melancarkan modus operasi mereka. Terkadang penggunaan alamat orang biasa untuk tujuan pengiriman barang terlarang menjadi salah satu alternatif. Anda tentu pernah mendengar gaya dan pola demikian bukan? Jadi bersikap siaga dan hati-hati terhadap lingkungan sekitar atau jaringan pertemanan online kita bukanlah sesuatu yang lebay.

Teroris bukanlah hanya sekelompok manusia yang gila dengan kekerasan dan kekejaman saja. Mereka juga memiliki strategi dan kemampuan teknis yang mumpuni. Teknologi memungkinkan mereka mengeksploitasi kapabilitasnya dengan cara yang tidak lazim dan tidak banyak disadari publik. Mengenal mereka dan pola serta gaya gerakan mereka menjadi salah satu cara diantara beberapa metode untuk menangkal terorisme. Dan tugas itu bukan hanya menjadi tanggung jawab negara saja. Akan selalu ada yang tertarik dengan kegiatan mereka, namun celakalah kita yang tidak paham dan kenal dengan tindak tanduk serta aktivitas mereka sebaik pihak yang tertarik tadi.

Penutup

Harapan saya, tulisan singkat ini bisa membuat kita semua lebih kenal dan paham peran teknologi dalam bidang terorisme. Ibarat pisau, teknologi memiliki dua mata. Kita, selain tahu cara penggunaan yang baik, juga perlu paham dan kenal dampak dari penggunaan yang salah. Dengan jumlah pengguna internet Indonesia sudah melebihi dari 70 juta pengguna, kemungkinan besar terorisme akan menggunakan media internet dalam berbagai aktivitas terkait terorisme.

Buat beberapa pembaca Kompasianer – terutama yang berkaitan dengan bidang teknologi maupun keamanan – semoga artikel ini bisa memberikan ide tambahan untuk aktivitas yang dilakukan. Khususnya untuk startup yang sampai saat ini belum banyak yang menyentuh bidang intelijen dan teknologi secara spesifik untuk keamanan dalam negeri. Sampai sekarang, gerakan bawah tanah nasionalis masih bergerak, tapi sampai kapan? Mungkin negara bisa berperan lebih banyak disini.

[caption caption="Sumber Gambar: blogmotivasi.xyz"]

[/caption]

Saya berharap negara kita, melalui pemerintah, mau membuat terobosan dengan memanfaatkan teknologi sebagai salah satu alat dan strategi memerangi terorisme dan pengaruhnya di Indonesia. Walau saya setuju dengan konsep dan tujuan dari program bela negara, namun saya menertawai cara yang demikian. 

Cara yang sekarang diterapkan, menurut saya pribadi, hanya  membuat rasa aman yang bersifat plasebo. Hanya terasa dipermukaan. Karena saya sebagai praktisi IT yang awam saja melihat lebih banyak yang tersembunyi sampai saat ini, lalu bagaimana dengan simpatisan mereka yang juga mahir IT? Atau bahkan pelakunya yang terus belajar lewat internet?

Sudah saatnya negara menggunakan teknologi lebih canggih dan lebih berperan besar untuk mendeteksi gerakan teroris dan simpatisannya di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun