Aspek-aspek yang didalami dalam sebuah riset sosial di desa-desa sekitar lokasi pertambangan berbeda dari riset yang satu dengan riset lainnya. Aspek-aspek mana saja yang perlu dikaji tergantung dari kebutuhan dan tergantung juga pada jenis riset yang sedang dikerjakan. Â Â
Pada riset dasar atau Baseline Study, aspek-aspek yang didalami mencakup data-data dasar mengenai uraian kondisi dasar ekonomi penduduk yang mencakup jenis dan sumber-sumber penghidupan/pendapatan keluarga/mata pencaharian/besaran pendapatan dan seterusnya atau dikenal juga dengan istilah livelihood. Data-data dasar lainnya yang didalami juga mencakup profil tingkat pendidikan, kesehatan, dan data-data dasar lainnya yang dianggap perlu diketahui dari sebuah masyrakat atau komunitas. Dengan kata lain, baseline study berisi deskripsi atau profil dari masyarakat yang berada di sekitar kawasan operasional tambang.
Perlu diketahui bahwa dalam riset sosial, data-data dasar yang disebutkan di atas tadi didalami dengan baik secara menyeluruh, bukan sekedar data statistik atau deskripsi yang bersifat di permukaan. Misalnya ketika berbicara tentang mata pencaharian, tidak hanya sebatas deskripsi jenis atau sumber-sumber pengahasilan, tetapi juga perlu didalami dinamika dan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu dalam aspek tersebut. Sejak kapan perubahan itu terjadi, dan apa saja faktor-faktor pemicu perubahan dalam mata pencaharian. Sebagai contoh, perubahan mata pencharian penduduk dari menanam karet menjadi sawit, atau yang tadinya memanfaatkan hasil-hasil hutan kayu/nonkayu, berubah menjadi pedagang dan seterusnya.
Pada riset Environmental and Social Due Diligence/ESDD beberapa aspek sosial yang didalami antara lain mencakup aspek hubungan dengan komunitas lokal, kesehatan dan keselamatan komunitas, aspek pengambilalihan lahan (land acquisition) dan juga livelihood, aspek tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), aspek masyarakat adat (Indigenous People), dan Warisan Kebudayaan (Cultural Heritage).
Tidak jauh dengan ESDD, aspek-aspek sosial yang didalami dalam ESIA antara lain tentang masyarakat terdampak (Project Affected People), kependudukan (demography), pendidikan dan skill penduduk (educations and skills), kesehatan dan sanitasi, air bersih, agama (religion), tradisi, etnisitas, dan kelompok rentan (vulnerable group), nilai-nilai kultural atau adat, institusi atau lembaga sosial di desa, dan warisan-warisan kebudayaan (cultural heritage). Di sini aspek-aspek penghidupan masyarakat (livelihood) juga didalami mencakup jenis pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran, tingkat kesejahteraan, dan seterusnya. Â Â
Tantangan yang dihadapi
Tantangan yang dihadapi dalam melakukan kajian sosial di desa-desa sekitar lokasi pertambangan pertama terkait dengan medan yang biasanya relatif lebih menantang. Site pertambangan biasanya berada di remote area atau tempat-tempat yang relatif jauh dari permukiman atau desa-desa di sekitarnya. Tidak heran jika desa-desa di sekitar lokasi pertambangan juga kebanyakan merupakan desa-desa yang juga remote dengan jarak yang lumayan jauh dan terkadang dengan akses transportasi yang masih sulit ditempuh.
Tantangan kedua terkait dengan penerimaan dan respon penduduk terhadap kehadiran tim peneliti di lapangan. Sebetulnya hal ini sedikit banyak tergantung juga dengan reputasi perusahaan tersebut di mata penduduk desa-desa sekitar. Jika reputasinya baik dan komunikasi antara perusahaan dengan penduduk sebelumnya sudah berjalan baik, biasanya repon mereka terhadap kehadiran tim peneliti juga akan positif. Sebaliknya, jika reputasi perusahaan buruk dan pola komunikasi tidak berjalan, kemungkinan masyarakat akan memberi respon negatif pada kegiatan penelitian.
Meski demikian hal tersebut bukanlah sebuah rumus baku. Meskipun reputasi perusahaan sudah baik dan sudah terjalin komunikasi sebelumnya, masyarakat masih terbuka untuk menyampaikan aspirasi mereka atau mengutarakan complain atau keluh keseh mereka.
Sebagai contoh pengalaman yang saya rasakan, biasanya komplain yang disampaikan kepada perusahaan berkaitan dengan realisasi harapan-harapan yang sudah ada sebelumnya. Di sini biasanya terdapat ruang-ruang ketidakpuasan sebagian masyarakat yang merasa realisasi peluang/opportunity yang sudah mereka harapkan di awal ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Â Â Â Â Â
Meski demikian, secara kebetulan mayoritas penduduk di tiga lokasi yang saya datangi dalam penelitian sosial tidak menolak keberadaan proyek tambang di wilayah mereka. Kehadiran proyek tambang dimaknai sebagai sebuah kesempatan atau opportunity lapangan pekerjaan dan memperoleh penghasilan dari kegiatan lain seperti menjadi vendor-vendor untuk memenuhi beragam kebutuhan perusahaan yang bisa dipenuhi oleh masyarakat.