Namun, Senja tak langsung menghabisi Bianka. Dia membuka topengnya lebih dahulu dengan tujuan agar Bianka tahu siapa yang membunuhnya.
Setelah tak lagi bertopeng, Senja segera membekap mulut Bianka. Kontan si wanita itu terbangun. Saat matanya terbuka, Bianka kaget dan meronta-ronta. Tapi percuma, todongan pistol Senja tepat di kepalanya.
"Nyawa dibayar nyawa. Malam ini giliranmu yang mati di tanganku," ancam Senja.
Bianka makin ketakutan. Kedua matanya melotot menandakan rasa takut yang maha dahsyat.
"Eeemmmm ... emmmm ...," Bianka tak bisa berteriak atau mengucapkan apapun karena mulutnya dibekap.
"Sekaranglah saatnya wanita keparat," ancam Senja sambil siap-siap menarik pelatuk pistolnya.
Namun, saat Senja hendak menghabisi nyawa Bianka, suara parau ibu-ibu tua memanggilnya.
"Senja ... Senja ... bangun Nak. Hari telah pagi. Tidak baik anak gadis bangun siang-siang."
Senja pun terbangun. Ternyata dia hanya mimpi. Ya ilah hanya mimpi, toh.
TAMAT