Saat dirinya siuman, tampak kedua polisi itu masih ada di rumahnya dan beberapa orang berseragam pegawai kesehatan. Rupanya saat tak sadarkan diri, kedua polisi itu memanggil tenaga medis untuk memeriksa Senja.
"Maaf, Nyonya. Anda kenal siapa yang menulis ini?" kata salah seorang polisi sambil menyerahkan secarik kertas pada Senja. Kertas itu kata polisi ditemukan di saku baju Rudy.
Senja menerima secarik kertas tersebut dan kemudian membacanya. Dalam kertas itu tertulis rasa benci atas pernikahan Rudy dengan Senja. Isi lengkapnya sebagai berikut:
"Dari pada kamu hidup bahagia dengan istrimu, lebih baik aku habisi hidupmu. Itu balasan atas sikapmu yang telah mencampakan aku demi perempuan yang jadi isterimu itu. Tertanda dari orang yang telah disakiti,"
Selesai membaca, raut muka Senja langsung memerah. Ada dendam tampak dalam sorot kedua matanya.
"Apakah Nyonya tahu, siapa kira-kira penulis surat ini?" salah seorang polisi mulai bertanya.
Senja hendak memberi tahu, tapi tiba-tiba niatnya itu diurungkan. Dia memiliki rencana sendiri untuk membalas dendam.
"Tidak, Pak. Kami belum lama menikah dan masa pacaran pun tidak lama. Jadi, saya belum banyak tahu tentang masa lalu suami saya itu," jawab Senja, berbohong.
"Nyonya yakin?" selidik si polisi.
"Yakin, Pak. Saya mohon, polisi segera bisa mengungkap siapa pelakunya."
"Itu sudah menjadi kewajiban kami. Untuk itu mohon kerjasamanya dari nyonya. Barangkali punya petunjuk."