"Sayangnya saya tidak punya," jawab Senja, acuh.
"Baiklah, Nyonya. Kalau begitu kami pamit. Kalau ada hal-hal yang mencurigakan, tolong beritahu kami segera."
Kedua polisi itu akhirnya pamit. Tinggalah Senja sendiri. Dia kembali menangis sejadi-jadinya. Suami yang teramat dia cintai harus mati dengan cara yang tragis.
Namun, Senja cepat sadar, bahwa menangis tidak akan bisa mengembalikan suaminya hidup. Sekarang dalam hatinya hanya ada rasa dendam.
Senja tahu betul siapa yang telah membunuh Rudy. Sebab, sewaktu hendak menikah, mantan kekasih Rudy sempat mendatangi mereka berdua, dan mengancam akan membuat pernikahan mereka tidak akan langgeng. Mantan kekasih Rudy tidak terima cintanya diputuskan.
"Awas kau Bianka," geram Senja. Rupanya nama mantan kekasih Rudy itu bernama Bianka.
***
Malam itu sekitar pukul 23.30 WIB, Senja tampak mengendap-endap di salah satu rumah yang jauh dari pemukiman lainnya. Rumah itu memang agak terpencil.
Si janda kembang, memakai topeng dan baju serba hitam. Di pinggangnya tampak sebuah pistol yang entah dari mana dia dapat.Â
Kemudian, perlahan dia mencongkel pintu jendela kamar rumah terpencil tersebut. Ternyata, rumah itu adalah milik Bianka. Telah cukup lama tinggal sendirian di rumah itu.
Setelah cukup lama dan berhati-hati mencongkel jendela. Senja akhirnya mampu menerobos masuk ke kamar Bianka. Di sana Bianka nampak sedang tertidur pulas. Waktu yang sangat tepat bagi Senja membalaskan dendam atas kematian suaminya.