Pasalnya, situasi saat ini jauh berbeda dengan tahun 2009 silam dimana Prabowo mau menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati.Â
Saat ini Partai Gerindra telah menjelma menjadi partai besar nomor dua setelah PDI Perjuangan. Sudah pasti nilai tawarnya sudah jauh lebih tinggi dibanding pada tahun 2009 lalu.Â
Belum lagi, dalam dua Pilpres sebelumnya status Prabowo adalah calon presiden. Jika harus menerima jadi calon wakil presiden lagi mendampingi Megawati, tentu merupakan kemunduran baginya dan Partai Gerindra.Â
Jika ini benar-benar terjadi (Megawati nyapres), maka penulis kira Prabowo akan lebih memilih poros baru untuk bertarung melawan poros Megawati. Dengan begitu kemesraan yang terjadi saat ini akan kembali pecah.Â
Kedua sosok ini akan kembali mengulangi peristiwa dua Pilpres terdahulu, dimana akan kembali terjadi persaingan dua kutub magnet politik besar, yang hampir mampu memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Istilah kata, Cebong versus Kampret jilid II bukan mustahil terulang.Â
Perjanjian Batu Tulis Kembali AmbyarÂ
Hubungan Megawati dengan Prabowo Subianto jelas tidak akan bisa dilepaskan dengan peristiwa politik masa lalu di mana keduanya pernah terlibat dalam satu perjanjian politik. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan "Perjanjian Batu Tulis".
Perjanjian yang disepakati dan ditandatangani Megawati dan Prabowo pada tanggal  16 Mei 2009 ini menghasilkan 7 butir kesepakatan. Salah satu isi butir kesepakatan itu adalah Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.Â
Nyatanya perjanjian batu tulis tersebut dkhianati. Lantaran seperti diketahui  pada Pilpres 2014, PDIP Perjuangan dan Mehawati malah mendukung Jokowi, yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.Â
Merasa dikhianati, hubungan keduanya pun akhirnya renggang dan saling berseberangan. Mereka malah menjadi rival utama dalam dua Pilpres (2014 dan 2019), yang keduanya dimenangi kubu Megawati.Â
Namun, saat ini ketegangan diantara dua kubu kembali mencair setelah Prabowo dan Gerindra memutuskan bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!