Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puan Maharani dan Gatot Nurmantyo, Siapa Paling Layak Nyapres?

29 Agustus 2020   15:52 Diperbarui: 29 Agustus 2020   15:48 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puan Maharani-Gatot Nurmantyo | detikcom


SEBENARNYA tak ada niatan penulis untuk membanding-bandingkan antara Ketua DPR RI sekaligus politisi PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani dengan mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo, yang disebut-sebut memiliki syahwat politik yang sama untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang. 

Namun, beberapa waktu terakhir konstelasi politik tanah air cukup memanas. Pemantiknya adalah sindiran Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri terhadap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang ter-ekspose di beberapa media massa. 

Putri sulung proklamator Indonesia, Sukarno tersebut mengatakan, bahwa ada beberapa tokoh yang tergabung di kelompok yang diprakarsai Din Syamsuddin dan kawan-kawan ini berkeinginan menjadi Presiden RI. 

Adanya sindiran tersebut langsung dibalas oleh salah seorang deklarator KAMI, Andianto. Dia menilai, pernyataan Megawati itu merupakan bentuk dari rasa kecemasan, karena elektabilitas putri sulungnya, Puan Maharani jeblok. 

Tak hanya Adianto. Salah seorang penggagas KAMI lainnya, Gatot Nurmantyo juga ikut bereaksi. Pria kelahiran Tegal, 13 Maret 1960 itu menyebut, dirinya belum memikirkan tentang pencalonan. Lantaran situasi negara saat ini sedang sakit dan susah. 

Gatot juga mengatakan, hal paling penting dipikirkan sekarang adalah bagaimana caranya menyelamatkan negara. 

Masih dikatakan Gatot, apabila ada yang berprasangka dirinya hendak nyapres merupakan hal jamak. Meski sebenarnya tak masuk logika, ketika keadaan negara tengah terpuruk masih berpikir untuk kepentingan egonya sendiri. 

Nah, merujuk dari balasan Andianto yang membawa-bawa nama Puan Maharani, penulis jadi tergelitik untuk coba membandingkannya dengan Gatot Nurmantyo. 

Kenapa? 

Karena seperti penulis sebut di atas, kedua sosok ini tak dipungkiri banyak yang menduga mempunyai syahwat politik yang sama. Keduanya berkeinginan maju pada kontestasi perburuan kursi Indonesia 1 atau 2. 

Seperti judul tulisan ini, siapa diantara kedua tokoh ini yang paling layak untuk nyapres?

Tentu saja jika berkaca dari pengalaman berorganisasi, keduanya cukup potensial. Hanya, jika merujuk pada situasi politik hari ini, dimana elektabilitas kedua tokoh ini masih rendah. 

Jujur, dalam pandangan penulis, Puan dan Gatot belum cukup layak untuk menjadi presiden maupun wakil presiden. 

Tingkat elektabilitas sangat penting menentukan layak tidaknya atau menakar peluang menang seseorang dalam pencapresan atau pemilihan kepala daerah. Sebab ini menyangkut tentang tingkat keterpilihan atau ketertarikan publik dalam memilih calon. 

Artinya, jika nilai elektabilitasnya jeblok, sudah dipastikan bahwa tingkat keterpilihan dan ketertarikan publik terhadap Puan dan Gatot Nurmantyo juga rendah. 

Dengan kata lain, boleh jadi publik tidak percaya dan menganggap keduanya tidak atau belum layak untuk memaksakan nyapres. 

Seperti diketahui, berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang diselenggarakan pada medio Juli 2020, keduanya hanya berkutat di papan bawah. Puan memperoleh 2 persen, sedangkan Gatot sedikit di bawahnya, 1,4 persen. 

Persentase Puan dan Gatot ini jelas masih jauh jika dibandingkan dengan tiga nama yang selalu langganan masuk tiga besar, yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI, Anies Baswedan. 

Jadi menurut hemat penulis, jika Puan Maharani atau Gatot Nurmantyo ingin dianggap layak untuk maju Pilpres 2024, tentu keduanya harus bisa membuktikan diri terhadap masyarakat bahwa mereka pantas untuk dicalonkan. 

Hal ini tidak mudah. Mereka berdua kudu bekerja lebih ekstra demi mendongkrak tingkat elektabilitasnya. 

Peluang Nyapres Puan dan Gatot 

Sebagaimana telah disinggung, Puan dan Gatot masih belum layak untuk nyapres jika dilihat dari tingkat elektabilitasnya yang masih rendah.

Akan tetapi, jika bicara siapa yang paling berpeluang untuk nyapres tanpa mengindahkan menang dan tidaknya, jelas putri sulung Megawati tersebut memiliki kesempatan jauh lebih besar. 

Kenapa? 

Karena Puan diuntungkan oleh Undang-Undang Pemilihan Umum (UU Pemilu) Nomor 7 tahun 2017. Dimana salah satu syarat untuk bisa mencalonkan diri pada Pilpres atau Pilkada adalah harus memiliki kendaraan politik. 

Dalam hal ini, sudah sama-sama kita ketahui bahwa Puan adalah putri sulung Megawati sebagai pimpinan tertinggi PDIP. Artinya Puan sudah menang satu langkah dibanding Gatot, yang hingga hari ini belum ada satu partai politik pun yang dikabarkan kepincut atas dirinya. 

Jikapun nantinya ada partai politik yang melirik Gatot, bukan berarti bisa langsung bisa mencalonkan diri. Sebab masih diatur dalam UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017, partai politik pengusung harus memenuhi ambang batas Pilpres atau presidential threshold. 

Dalam hal ini sebuah partai politik berhak mengajukan pasangan calon apabila telah memenuhi syarat 25 persen suara sah nasional atau 20 persen dari jumlah total kursi DPR RI hasil pemilu sebelumnya. 

Dengan ketentuan tersebut di atas, maka PDIP yang pada pemilu 2019 yang memperoleh raihan suara nasional sebesar 19,3% atau 27.503.961 pemilih, jelas masih harus berkoalisi dengan partai lain untuk menggenapi 25 persen suara sah nasional. 

Tapi, jika pintu masuk pencalonannya menggunakan regulasi 20 persen kursi DPR RI, maka PDIP tanpa harus berkoalisi pun sudah bisa mencalonkan kadernya untuk maju Pilpres. 

Sebagaimana diketahui, partai berlambang banteng gemuk moncong putih ini memperoleh 128 kursi. Sementara jumlah total kursi DPR adalah 576. Itu artinya kursi PDIP sudah melebihi ambang batas Pilpres. 

Nah, dengan regulasi tersebut di atas, lagi-lagi Puan unggul atas Gatot. Sebab, hingga detik ini Jendral bintang empat ini masih abu-abu bahkan cenderung suram. 

Kesimpulannya, jika membaca siapa yang lebih berpeluang untuk mencalonkan diri pada Pilpres 2024, jawabannya sudah pasti Puan Maharani.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun